• Home
  • About Us
    • Managing Team
    • Researchers
    • Interns
    • Associates
  • Articles
  • Courses
  • Activities
    • CLSD Reader’s Club
    • Summer Course
    • Photovoice
    • SAELA
    • Community Service
  • Research & Publication
Universitas Gadjah Mada Center for Life-Span Development (CLSD)
Faculty of Psychology
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • About Us
    • Managing Team
    • Researchers
    • Interns
    • Associates
  • Articles
  • Courses
  • Activities
    • CLSD Reader’s Club
    • Summer Course
    • Photovoice
    • SAELA
    • Community Service
  • Research & Publication
  • Beranda
  • SDG 4: Pendidikan Berkualitas
  • SDG 4: Pendidikan Berkualitas
  • page. 2
Arsip:

SDG 4: Pendidikan Berkualitas

Mari Bijak Menggunakan Gawai: Psikoedukasi “Cerdas Menggunakan Gadget dan Internet untuk Anak” di SD Muhammadiyah Pakem

Artikel Liputan KegiatanBlog Wednesday, 23 October 2024

CLSD Fakultas Psikologi UGM baru-baru ini menyelenggarakan kegiatan psikoedukasi bertajuk “Cerdas Menggunakan Gadget dan Internet untuk Anak” di SD Muhammadiyah Pakem yang dilaksanakan pada tanggal 30 dan 31 Juli 2024. Kegiatan ini bertujuan agar siswa mampu memahami dan mempraktikkan cara menggunakan gadget dan internet yang sehat dan aman, dimana kegiatan ini dapat mendukung tercapainya Sustainable Development Goals nomor 4 yang berkaitan dengan pendidikan bermutu. Kegiatan ini diikuti oleh 83 siswa kelas 5 SD Muhammadiyah Pakem dan berlangsung mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB di setiap harinya. Psikoedukasi berlangsung interaktif dan menarik dengan melibatkan beberapa trainer yang merupakan intern CLSD yaitu Rahmita Laily Muhtadini, S.Psi, Carissa Azarine Delicia, S.Psi, dan Fadhliah Sofiyana Noor Saprowi, S.Psi. 

Pada hari pertama, siswa memperoleh tiga materi utama yaitu pengenalan gadget dan internet, regulasi diri dalam penggunaan gadget dan internet, dan manajemen screen time. Siswa tidak hanya diberikan materi dengan metode ceramah, melainkan juga diajak berdiskusi dua arah untuk lebih memahami materi yang disampaikan. Trainer memfasilitasi siswa untuk mendiskusikan mengenai regulasi diri ketika menggunakan gadget dan internet. Regulasi diri dapat membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam mengakses informasi. Terakhir, trainer memberikan penjelasan mengenai cara manajemen screen time agar para siswa mampu membatasi penggunaan gadget secara bijak. Penggunaan gadget berlebihan tentunya dapat memberikan efek buruk tidak hanya dari sisi fisik, tetapi juga psikologis. 

Pada hari kedua, trainer mengajarkan dan mengajak diskusi para siswa untuk memahami tentang keamanan digital dan etika berjejaring secara daring. Keamanan digital merupakan hal yang penting untuk melindungi identitas siswa dari berbagai ancaman yang ada di dunia maya. Hal ini bertujuan untuk mendorong siswa agar lebih bertanggung jawab dalam berinteraksi di dunia maya seperti di media sosial. Dengan kegiatan ini, harapannya para siswa tidak hanya mendapatkan ilmu dan wawasan baru mengenai cara menggunakan gadget dan internet yang baik, tetapi juga menerapkan ilmu yang didapat dalam kegiatan sehari-hari.

Kader Hebat, Anak Bahagia: Pelatihan Stimulasi Sosioemosional pada Anak Usia Dini untuk Kader Bina Keluarga Balita di Bantul

Artikel Liputan KegiatanBlog Thursday, 12 September 2024

Rabu, 24 Juli 2024, CLSD UGM dan Perwakilan BKKBN DIY mengadakan Pelatihan Stimulasi Sosioemosional pada Anak Usia Dini di Rumah Dukuh Gadungan Kepuh, Canden, Jetis, Bantul. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kader Bina Keluarga Balita dalam mendukung perkembangan sosioemosional pada anak usia dini.

Pelatihan yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.30 WIB ini dihadiri oleh 25 peserta, yang terdiri dari kader Bina Keluarga Balita (BKB) Matahari, penyuluh keluarga berencana, serta orang tua setempat. Acara ini dipandu oleh Ibu Wirdatul Anisa, S.Psi., M.Psi., Psikolog, dan didukung oleh panitia dari tim interns CLSD UGM.

Tujuan utama pelatihan ini adalah untuk memperluas pemahaman dan keterampilan kader dalam menstimulasi perkembangan sosioemosional anak usia dini. Dengan meningkatkan pengetahuan mengenai cara melatih keterampilan emosional anak, para kader diharapkan dapat menerapkan dan menyebarluaskan pengetahuan tersebut di komunitas masing-masing. Melalui berbagai materi dan praktik, para peserta belajar cara membangun hubungan yang baik dengan anak dan mengenali perkembangan sosioemosional melalui metode yang interaktif.

Kegiatan dimulai dengan sosialisasi tentang pengisian Kartu Kembang Anak (KKA) yang dipandu oleh perwakilan dari BKKBN DIY. Selanjutnya, narasumber memberikan pemaparan materi tentang tujuan dan metode stimulasi sosioemosional pada anak yang kemudian dilanjutkan dengan praktik langsung, termasuk aktivitas “Berkenalan & Belajar dengan Anak” serta “Mengenal Perkembangan Emosi”. 

Pada sesi “Berkenalan dan Belajar dengan Anak“, peserta mempelajari prinsip-prinsip interaksi yang baik dan penggunaan penguatan positif untuk membentuk perilaku anak. Aktivitas ini bertujuan agar peserta mampu membangun hubungan hangat dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Selanjutnya, di sesi “Mengenal Perkembangan Emosi“, peserta diajarkan cara mengenali dan menyebutkan emosi dasar, serta mengidentifikasi ekspresi emosi melalui media video dan kartu emosi. 

Untuk semakin memperkuat pemahaman peserta, tim CLSD juga mengadakan sesi monitoring berkelanjutan. Para peserta diminta untuk mempraktikkan materi yang telah dipelajari dan melaporkan kemajuan mereka melalui grup WhatsApp yang telah disediakan.

Acara ini diakhiri dengan sesi refleksi mengenai umpan balik pelatihan dari peserta. Ibu Rita, perwakilan dari BKB Matahari, mengungkapkan, “Terima kasih kepada BKKBN dan CLSD UGM atas ilmu yang telah diberikan. Banyak materi yang dapat kami implementasikan pada kelompok kami.” 

Selain itu, Bapak Diyan Purnomo, Dukuh Padukuhan Gadungan Kepuh, menyampaikan apresiasi terhadap BKKBN dan CLSD UGM, “Saya berterima kasih atas ilmu yang telah diberikan dan berharap pengetahuan ini dapat dibagikan kepada keluarga lain. Semoga semakin banyak keluarga yang dapat mengikuti pelatihan ini.”

Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pengasuhan anak di Kabupaten Bantul. Pelatihan ini sejalan dengan tujuan SDGs yaitu kesehatan yang baik dan kesejahteraan (3), pendidikan bermutu (4), dan kemitraan untuk mencapai tujuan (17). Dengan keterampilan baru yang diperoleh, diharapkan kader dan orang tua dapat lebih efektif dalam mendukung perkembangan sosioemosional anak usia dini, yang pada akhirnya berkontribusi pada pembentukan generasi yang lebih sehat dan bahagia.

CLSD Membangun Semangat Literasi di Kampung Suronatan melalui Pelatihan Membaca Nyaring

ArtikelArtikelArtikel Liputan Kegiatan Tuesday, 26 March 2024

Pada hari Sabtu, 2 Maret 2024 pukul 08.30-11.30 WIB, Center for Life-Span Development (CLSD) Fakultas Psikologi UGM melalui Tim The Reading Buddies mengadakan acara pelatihan read aloud atau membaca nyaring di Kampung Suronatan, Kelurahan Notoprajan, Kemantren Ngampilan, Kota Yogyakarta. Acara dihadiri oleh 19 orang, terdiri dari Kader Bina Keluarga Balita (BKB) dan orang tua yang memiliki anak usia dini. Tujuan dari acara ini adalah untuk mengenalkan dan meningkatkan kemampuan para kader BKB dan orang tua dalam praktik membaca nyaring di rumah maupun di komunitas. Kegiatan pelatihan ini merupakan kelanjutan dari aktivitas membaca nyaring oleh Tim The Reading Buddiesdua minggu sebelumnya, dengan tujuan agar masyarakat di Kampung Suronatan mampu secara mandiri melanjutkan aktivitas literasi ini.

Acara dimulai dengan sambutan dari perwakilan BKB, diikuti oleh sambutan dari moderator juga merupakan perwakilan dari CLSD, yaitu Kevin Pasquella Helian, S.Psi. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi pemateri oleh Navia Fathona Handayani, S.Psi., seorang pegiat literasi yang memiliki pengalaman luas dalam gerakan membaca nyaring. Materi yang disampaikan mencakup penjelasan tentang pentingnya membacakan nyaring, unsur-unsur buku yang perlu diperhatikan saat membaca nyaring, serta demonstrasi praktik membaca nyaring. Peserta menyimak dengan antusias untuk memahami berbagai aspek membaca nyaring yang diajarkan oleh pemateri.

Selanjutnya, acara melibatkan pembagian peserta pelatihan ke dalam empat kelompok kecil. Tujuan dari agenda ini adalah untuk mengaplikasikan materi yang telah diajarkan sebelumnya oleh pemateri. Dua orang fasilitator, Rahmita Laily Muhtadini, S.Psi., dan Riskhi Pratama Kusuma Arum Jati, S.Psi., bertugas memandu dinamika peserta di dalam kelompok kecil. Dalam proses ini, peserta diberi waktu untuk memilih buku dengan mempertimbangkan berbagai unsur seperti tema, alur, latar, dan tokoh cerita. Setiap peserta kemudian berlatih membaca nyaring di dalam kelompok kecil. Proses ini sangat penting untuk memastikan bahwa peserta memahami konsep membacakan nyaring tidak hanya di ranah pengetahuan, tetapi juga dalam ranah keterampilan.

Agenda berikutnya adalah sesi praktik membaca nyaring oleh perwakilan peserta dari masing-masing kelompok. Selain bertujuan untuk melihat kemampuan peserta setelah pelatihan, agenda ini juga dirancang untuk proses evaluasi bersama. Peserta memberikan apresiasi dan masukan terhadap sesama peserta selama proses membaca nyaring di depan kelas. Acara ditutup dengan pemberian sertifikat, doorprize, serta foto bersama.

Seluruh rangkaian acara dalam pelatihan membaca nyaring ini diharapkan dapat meningkatkan kepekaan dan kemampuan kader BKB serta orang tua. Acara ini juga diharapkan dapat membangun kemandirian bagi warga Kampung Suronatan dalam menyebarkan semangat literasi di rumah maupun masyarakat.

Sumber: CLSD UGM

Editor: Erna

Webinar SAELA “Children’s Voices: Well-Being for All” Building Student Well-Being through Child-Led Initiatives

Artikel Liputan KegiatanSAELA Tuesday, 6 February 2024

Pada hari Rabu, 31 Januari 2024 pukul 15.00-17.00 WIB, Center for Life-Span Development (CLSD) menyelenggarakan webinar bertajuk “Children’s Voices: Well-Being for All, Building Student Well-Being through Child-led Initiatives”. Webinar ini terbuka untuk umum dan ditujukan kepada audiens yang beragam seperti siswa sekolah dasar dan menengah, guru, akademisi, praktisi, dan orang tua. Webinar dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting dan diikuti oleh kurang lebih 320 peserta yang berasal dari Indonesia, Thailand, dan Filipina. Adapun tujuan webinar ini adalah memberikan kesempatan bagi peneliti muda untuk berbagi inisiatif dan hasil penelitian mereka dalam rangka meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya mendengarkan suara anak-anak untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Acara diawali dengan pembukaan, dipandu oleh MC yang merupakan siswa SD Taman Muda IP Tamansiswa – Yogyakarta, yaitu Tiffany dan Caroline. Mereka menyambut para peserta dan membuka acara dengan penuh semangat. Acara dilanjutkan dengan sambutan oleh Deputy Director (Programme Development) SEAMEO, John Arnold Siena. Beliau menyampaikan pesan dan harapannya terkait acara ini, yang mana menyoroti pentingnya penelitian dan proyek-proyek inovatif dalam dunia pendidikan. Dr. Elga Andriana selaku peneliti yang memperoleh SEAMEO-Australia Education Link Award (SAELA) 2022 dengan judul penelitian “Our (photo)Voice: Children and Young People’s Joint Action Research on Student Well-Being for All” kemudian menambahkan penjelasan mendalam mengenai penelitian yang akan dibahas dalam acara ini. 

Webinar dilanjutkan dengan penyampaian materi atau presentasi yang terbagi ke dalam tiga sesi. Presenter pertama, Ayun Septa Wibawa, siswa SMP Taman Dewasa IP  Tamansiswa – Yogyakarta, membagikan pengalaman penelitiannya yang berjudul “Small Voices, Big Impact.” Ayun berbicara tentang pengalaman menjadi peneliti muda dan hasil penelitiannya, termasuk solusi yang diusulkan dan tindakan yang diambil bersama guru dan orang tua. Selanjutnya, tiga anak dari Anak Rimba WARSI – Jambi yang bernama Melandai, Nanju, dan Becenteng, menyajikan paparan penelitian mereka yang berjudul “From Trash to Treasure“. Penelitian tersebut berfokus pada perubahan dari sampah menjadi barang berharga. Mereka berbagi pengalamannya sebagai peneliti muda dan perubahan yang telah mereka lakukan di komunitas mereka. Presenter terakhir, yaitu Dilbert Thimoty Tansania, siswa SMP Santa Maria Assumpta – Kupang, menyajikan pemikirannya dalam sesi yang berjudul “Bridging Perspectives of Friends and Parents for Student Well-being in an Inclusive“. Dilbert memaparkan proyeknya yang bertujuan untuk memahami dan merangkul siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusif. Ia berbicara tentang temuan dan perubahan yang dihasilkan dari proyek photovoice mereka. Pada akhir setiap sesi presentasi dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu oleh para penanggap yaitu Dr. Elga Andriana, Dr. Indra Yohanes Kiling, dan Yohana Berliana Marpaung. Diskusi ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya, berbagi ide, dan berkolaborasi.

Acara mencapai puncaknya pada sesi tanya jawab dengan para peserta. Pertanyaan dari peserta dijawab oleh para presenter dan penanggap dengan memperdalam pemahaman mengenai topik-topik yang telah dibahas. Pada akhir acara, Policy and Planning Specialist SEAMEO, Emiljohn Columna Sentillas, memberikan penutup yang merangkum inti dari acara tersebut. Beliau menyampaikan apresiasi kepada para pembicara, peserta, dan seluruh panitia yang telah berkontribusi dalam menyukseskan acara ini. Selain itu, beliau juga memberikan arahan untuk melanjutkan semangat kolaborasi dan inovasi dalam dunia pendidikan. Semua sesi disampaikan dalam bahasa Indonesia, dengan terjemahan bahasa Inggris yang juga disediakan oleh pihak penyelenggara.Penelitian “Our (photo)Voice: Children and Young People’s Joint Action Research on Student Wellbeing for All” memberikan kesempatan bagi anak-anak, termasuk anak-anak disabilitas dan anak-anak dari komunitas lokal, untuk berperan sebagai peneliti muda dalam memahami kesejahteraan mereka di lingkungan masing-masing. Melalui metode photovoice, peneliti muda dapat mengidentifikasi permasalahan kesejahteraan mereka serta memberikan saran rencana tindakan yang dapat diimplementasikan secara kolaboratif antara anak, guru, dan orang tua.

Small voice, big impact: Young Researchers Act on Enhancing Student’s Well-being

Artikel Liputan KegiatanSAELA Friday, 2 February 2024

On October 2, 2023, our young researchers presented their impactful findings to school authorities, uncovering concerns shared by both special needs and typical students. The issues ranged from bullying to the desire for more extracurricular activities. Aligned with the young researchers’ insights, teachers acknowledged the need for action. A month later, on December 18, 2023, the school initiated training for the new student council, focusing on organizational skills and discipline. Inspired by the young researchers, the school took a stand against bullying by imposing sanctions. On December 20, 2023, the young researchers received psychoeducation on sexual harassment prevention, proactively sharing information through booklets and wall magazines to foster a safer and healthier school environment.

From Presentation to Change: Child Researchers Influence School Regulations

Artikel Liputan KegiatanSAELA Friday, 2 February 2024

On September 22, 2023, our child researchers from Yogyakarta presented their research findings in front of their teachers and school foundation officials. During the presentation, the child researchers emphasized statements from special needs students who conveyed discomfort with the presence of their parents or family members as shadow teachers during class activities. This prompted a discussion involving the child researchers, mentors, and school authorities on the most effective practices to address the issue.

Derived from the outcomes of the discussion, the school authorities then amended school regulations regarding the accompaniment of family members in the school setting. Beginning in October 2023, the revised regulation prohibited higher-grade students (grades 4-6) from being accompanied by parents or family members during class activities.

On January 2, 2024, which was three months after the implementation of the new regulation, our child researchers conducted a follow-up assessment to inquire about the impact of the regulation on the students through simple interviews. The results have shown positive outcomes. Students have shared that they experience heightened happiness and comfort in the modified learning environment. The newfound independence has empowered them to explore and learn autonomously. Significantly, students have expressed a strong desire for the ongoing implementation of this regulatory adjustment in the future.

Exploring Inclusive Education: Insights from Prof. David on The Research Findings

Artikel Liputan KegiatanSAELA Friday, 2 February 2024

As the data collection and analysis phase concluded, a pivotal discussion unfolded with Prof. David Evans from The University of Sydney. On July 5, 2023, the Faculty of Psychology was privileged to host Prof. Evans for a transformative consultation session. Mentors from Yogyakarta and Kupang seized the opportunity to present their initial research findings, entering into a meaningful exchange with Prof. Evans, who offered valuable insights. The session expanded beyond results, delving into a discourse on the challenges of inclusive education observed during the research. Collaboratively, they explored potential avenues for future development. Prof. Evans’ visit not only enriched the ongoing project but also ignited contemplation on the dynamic landscape of inclusive education. As mentors and Prof. Evans collectively shaped the research’s trajectory, the session catalyzed inspiration, nurturing a shared commitment to advancing inclusive practices and deepening the understanding of student wellbeing in the realm of education.

Conducting Research with Child and Young Researchers in Yogyakarta: Data Collection Process

Artikel Liputan KegiatanSAELA Friday, 2 February 2024

During this phase, the primary school research team conducted mentoring sessions for child researchers, which were divided into three separate sessions. These sessions occurred at different times, including regular class activities, break times, and art performance rehearsals. In each session, child researchers received the following instruction: “You are allowed to explore the school environment for 5-10 minutes [adjusted]. During this time, capture images that depict happiness, joy, and cheerfulness, as well as issues, sadness, and difficulties within the school. The images can include anything – people, objects, situations, or places.” Following this activity, child researchers engaged in individual interviews and group discussions to share insights into the photos they had taken. Additionally, collaborative analyses were conducted to comprehend the findings obtained from both the images and interviews.

In contrast, the mentoring sessions for junior high school students occurred three to four times, with each photo-taking session lasting 15-20 minutes. Subsequently, individual interviews were conducted to elicit detailed descriptions of each photo, organized in turn by the students. Participants were granted the freedom to explore the school environment during the photo-taking process, capturing moments of happiness and sadness during their time at school. Interview sessions were scheduled separately based on the students’ availability and class time to minimize disruption to their learning process. This photovoice phase unfolded from April to May 2023, followed by a focus group discussion (FGD) in May. During the FGD, students deliberated on the most frequently captured photos, addressed concerns, and explored interesting images that were not selected during the individual interview sessions.

Photovoice Virtual Exhibition of SAELA

Artikel Liputan KegiatanSAELA Thursday, 4 January 2024

Since March 2023, 31 child and young researchers from Yogyakarta, Kupang, and Jambi have been actively involved in various stages of action research as part of the “Our (photo) Voice: Children and Young People’s Joint Action Research on Student Wellbeing for All” project. Through this project, these child and young researchers are driven to amplify their own voices and those of their peers by sharing insights into the psychological well-being of students in their schools. One of the ways they’re doing this is by showcasing their research findings in this virtual exhibition.

This virtual exhibition features over 30 images accompanied by explanations provided by our child and young researchers. Within each image, they vividly portray their experiences with inclusive education at school and shed light on the factors, both supportive and detrimental, affecting their psychological well-being in the school environment.

This virtual exhibition is open to the public and accessible at any time. We invite you to visit and immerse yourself in the voices of our young researchers!

https://www.artsteps.com/view/64ef2c058b8b54d2b4f08616

12

Recent Posts

  • Mendidik Anak dengan Bahasa Cinta
  • Eco-Conscious Parenting: Menumbuhkan Praktik Berkelanjutan pada Perkembangan Anak
  • Memahami Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan di Kedai Kopi
  • Membangun Kembali Kegembiraan: Pentingnya Bermain Bagi Kesejahteraan Mental Bagi Masyarakat
  • Keterlibatan Ayah pada Pengasuhan Anak Usia Dini
Universitas Gadjah Mada

Center for Life-Span Development (CLSD)
D-602, Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada
Jalan Sosio Humaniora Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281
clsd.psikologi@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju