• Home
  • About Us
    • Managing Team
    • Researchers
    • Interns
    • Associates
  • Articles
  • Courses
  • Activities
    • CLSD Reader’s Club
    • Summer Course
    • Photovoice
    • SAELA
    • Community Service
  • Research & Publication
Universitas Gadjah Mada Center for Life-Span Development (CLSD)
Faculty of Psychology
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • About Us
    • Managing Team
    • Researchers
    • Interns
    • Associates
  • Articles
  • Courses
  • Activities
    • CLSD Reader’s Club
    • Summer Course
    • Photovoice
    • SAELA
    • Community Service
  • Research & Publication
  • Beranda
  • Pos oleh
  • page. 7
Pos oleh :

clsd.psikologi

Memeriksa Keterampilan Eksekutif pada Bayi Melalui Permainan A not B

ArtikelArtikelBlog Friday, 15 July 2022

Penulis: Reswara Dyah Prastuty, Reviewer: Diah Dinar Utami

Perkembangan manusia pada 1000 hari pertama kehidupan, yakni sejak masih berada dalam kandungan hingga berusia dua tahun, memiliki peranan penting dalam membentuk pondasi perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupan. Pada masa ini, volume otak anak berkembang sangat pesat hingga mencapai 75% dari volume otak orang dewasa (Santrock dkk., 2020). Beriringan dengan itu, berbagai aspek psikologis manusia, seperti sensorik motorik, kognitif, dan sosio emosional, juga turut berkembang. Aspek-aspek yang berkembang pada periode emas ini memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan potensi perkembangan dan pembelajaran anak di masa mendatang (UNICEF, 2017).

Executive function atau fungsi eksekutif merupakan salah satu keterampilan dasar yang mulai tumbuh pada masa bayi. Keterampilan ini memungkinkan manusia untuk melakukan perencanaan hingga mampu mencapai tujuan. Fungsi eksekutif mencakup berbagai kemampuan kognitif, yaitu kemampuan atensi, pemecahan masalah, koordinasi, pembuatan keputusan, regulasi diri, serta berbagai kemampuan kognitif tingkat tinggi lainnya (Goldstein & Naglieri, 2014). 

Pada anak-anak, keterampilan eksekutif berhubungan dengan performansi akademik (Pascual dkk., 2017). Di sisi lain, keterampilan eksekutif yang terhambat atau kurang berhubungan dengan adanya gangguan perkembangan anak usia dini seperti autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) atau yang biasa disebut sebagai ADHD (Lynch dkk., 2017; Krieger & Amador-Campos, 2018). Melihat hal tersebut, pemeriksaan atau skrining terhadap kemampuan eksekutif anak menjadi penting untuk dilakukan sehingga orang tua dapat memahami perkembangan buah hati secara lebih jauh dan menindaklanjutinya dengan intervensi dini bila diperlukan.

Pada tahun 2021, tim peneliti dari Center for Life-span Development (CLSD), Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada memberikan pelatihan keterampilan skrining perkembangan fungsi eksekutif bayi kepada para ibu yang memiliki bayi berusia 12-24 bulan. Pada pelatihan tersebut, ibu diajarkan untuk melakukan skrining menggunakan sebuah permainan sederhana, yaitu A not B. Melalui permainan atau tugas ini, ibu akan mengamati strategi bayi dalam mencari mainan yang disembunyikan di hadapannya yang mana hal tersebut mampu menggambarkan keterampilan eksekutifnya (Frossman & Bohlin, 2014). 

Untuk dapat memeriksa kemampuan eksekutif bayi melalui permainan A not B, ada beberapa hal yang perlu disiapkan oleh ibu. Pertama, ibu perlu menyiapkan ruangan yang minim distraksi sebagai tempat untuk melakukan permainan. Kedua, ibu perlu menyediakan alat berupa dua buah mangkuk yang sama persis dan tidak transparan serta sebuah mainan karet yang berukuran lebih kecil dari ukuran mangkuk. Selain itu, bila diperlukan, ibu juga dapat menyediakan kamera untuk merekam perilaku bayi saat melakukan permainan.

Sebelum melakukan permainan, ibu perlu mendudukkan anak di hadapan ibu dengan jarak kurang lebih dua meter. Setelah itu, ibu dapat meletakkan kedua buah mangkuk di depan ibu secara telungkup dan sejajar. Mangkuk yang berada di sisi kanan adalah mangkuk pada posisi A sedangkan yang berada di sisi kiri adalah mangkuk pada posisi B. Selain meletakkan mangkuk, ibu juga perlu menyembunyikan mainan karet di belakang badan ibu. Apabila seluruhnya telah berada pada posisi yang sesuai dengan ketentuan, ibu dapat memulai permainan A not B.

Untuk melakukan permainan A not B, dibutuhkan waktu kurang lebih sepuluh menit. Meskipun tahapan permainan A not B dapat dikatakan sederhana, ibu perlu memperhatikan dan melakukan setiap langkahnya secara teliti dan runtun. Berikut adalah tahap-tahapnya.

  1. Ibu mengeluarkan mainan karet dari balik badan dan memainkannya untuk menarik perhatian anak.
  2. Setelah pandangan mata anak tertuju pada mainan, ibu mengangkat mangkuk pada posisi A, lalu meletakkan mainan ke dalam mangkuk yang posisinya tertutup ke bawah tersebut.
  3. Ibu berkata pada anak, “Sekarang mainannya disembunyikan di sini.”
  4. Ibu menepuk tangan sekali untuk membuyarkan fokus tatapan mata anak.
  5. Ibu memberikan jeda selama tujuh detik dengan tetap berinteraksi atau menjaga kontak mata dengan anak.
  6. Setelah tujuh detik, ibu menggeser kedua mangkuk ke depan sehingga dapat dijangkau oleh anak.
  7. Ibu bertanya kepada anak, “Di mana mainannya?”
  8. Tanpa memberikan instruksi, petunjuk, maupun arahan apapun, ibu menunggu hingga anak bergerak mencari mainan.
  9. Apabila mainan tersebut berhasil ditemukan oleh anak pada posisi mangkuk A, maka ibu boleh membiarkan anak untuk memainkan mainan tersebut sebentar. Sebaliknya, apabila anak tidak menemukan mainan tersebut pada posisi A atau tidak bergerak mencarinya hingga sepuluh detik, maka ibu perlu mengeluarkan mainan dari mangkuk posisi A sambil berkata, “Ini dia!”. 

Setelah selesai menjalankan seluruh langkah yang disebutkan, ibu perlu mengulangi keseluruhan proses tersebut hingga berjumlah empat kali. Kemudian, ibu perlu melakukan dua kali percobaan lagi dengan menyembunyikan mainan pada mangkuk yang terletak pada posisi B. Dengan begitu, ibu akan melakukan enam kali percobaan dalam pelaksanaan permainan A not B. 

Penilaian terhadap perilaku bayi saat melakukan permainan A not B dapat ibu lakukan secara langsung saat melaksanakan permainan maupun setelah menyelesaikan permainan dengan melakukan pengamatan terhadap video rekaman. Dari pengamatan tersebut, ibu dapat mencatat perilaku looking dan reaching bayi. 

Perilaku looking yang benar pada permainan ini dapat dilihat melalui arah pandangan mata bayi yang langsung tertuju pada mangkuk tempat mainan disembunyikan saat ibu bertanya, “Di mana mainannya?”. Adapun perilaku reaching yang benar nampak dari respon perilaku anak yang ingin meraih mangkuk tempat mainan disembunyikan menggunakan tangannya. Ibu dapat menuangkan hasil pengamatan tersebut dalam sebuah tabel yang memuat keterangan perilaku looking dan reaching bayi pada percobaan pertama hingga keenam, apakah benar, salah, tidak menunjukkan perilaku looking maupun reaching sama sekali, atau perilaku looking dan reaching tersebut tertuju pada kedua posisi, yaitu A dan B. 

Setelah hasil skrining diperoleh, bila diperlukan, ibu dapat mengkonsultasikannya kepada profesional, seperti psikolog atau dokter anak. Dengan begitu, akan diperoleh saran yang berguna untuk menstimulasi perkembangan fungsi eksekutif anak maupun melakukan intervensi dini.

Referensi:

Goldstein, S., & Naglieri, J. A. (2014). Handbook of executive functioning. New York: Springer. doi:https://doi.org/10.1007/978-1-4614-8106-5

Eliot, L. (2001). Early Intelligence: How the Brain and Mind Develop in the First Years. London: Penguin.

Johansson, M., Forssman, L., & Bohlin, G. (2014). Individual differences in 10-month-olds’ performance on the A-not-B task. Scandinavian Journal Of Psychology, 55(2), 130-135. doi: 10.1111/sjop.12109

Lynch, C. J. (2017). Executive dysfunction in autism spectrum disorder Is associated with a failure to modulate frontoparietal-insular hub architecture. 2(6), 537-545. doi:https://doi.org/10.1016/j.bpsc.2017.03.008

Pascual, A., Muñoz, N., & Robres, A. (2019). The Relationship Between Executive Functions and Academic Performance in Primary Education: Review and Meta-Analysis. Frontiers in psychology, 10, 1582. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2019.01582

Santrock, J., Deater-Deckard, K., & Lansford, J. (2020). Child Development: An Introduction. New York: McGraw Hill.

UNICEF. (2017). Early Moments Matter for Every Child. New York: United Nations Children’s Fund.

Krieger, V., & Amador-Campos, J. A. (2018). Assessment of executive function in ADHD adolescents: contribution of performance tests and rating scales. Child Neuropsychology, 24(8), 1063-1087. doi:10.1080/09297049.2017.1386781

Child See, Child Do: Mendampingi Anak Melakukan Observasi

ArtikelArtikelArtikel Ilmiah PopulerBlog Friday, 3 June 2022

Penulis: Resti Fahmi Dahlia, Reviewer: Diah Dinar Utami

Apakah kita sebagai orang dewasa sering takjub atau kagum ketika melihat tingkah anak kecil dapat menirukan perilaku yang mungkin kita lupa pernah melakukannya di depan anak atau anak melakukan perilaku yang mereka lihat melalui video di gadget-nya. Reproduksi perilaku yang dilakukan oleh anak setelah anak mengamati dalam istilah psikologi disebut Deferred Imitation. Penelitian yang telah dilakukan ahli dengan cara mengukur reproduksi dari perilaku yang sudah teramati setelah beberapa waktu berlalu yang dimungkinkan sudah tersimpan dapat diingat kembali berkaitan dengan fungsi memori yang ada pada anak (Heiman, dkk, 2017). Andrew N Meltzoff seorang psikolog dari Amerika pada tahun 1988 dalam penelitiannya menyampaikan bahwa proses meniru atau imitasi perilaku yang dilihat oleh anak dianggap penting dalam perkembangan kognitif anak-anak. Piaget sebagai ahli psikologi perkembangan, Piaget (1999) mengatakan proses reproduksi perilaku yang sudah teramati merupakan salah satu titik penting dari periode sensorimotor sehingga kemampuan ini penting untuk perkembangan anak pada tahap selanjutnya. Jauh sebelum Meltzoff dan Piaget, Albert Bandura telah melakukan penelitian mengenai proses meniru pada anak, sekitar tahun 1963 beliau melakukan eksperimen terhadap anak mengenai perilaku agresi yang dilihat anak menggunakan media dan tanpa media (langsung). Studi sebelumnya yang dilakukan Bandura & Huston (1961) dirancang untuk menjelaskan fenomena identifikasi dalam hal pembelajaran insidental, menunjukkan bahwa anak-anak siap meniru perilaku yang ditunjukkan oleh model orang dewasa di hadapan model.

 

Nah, ternyata ada penelitian dilakukan mengenai deferred imitation yang menunjukkan hasil bahwa proses meniru yang ada pada anak, diantaranya dilakukan Piaget (1999) mengatakan bahwa anak dibawah usia 18 bulan belum memiliki kemampuan untuk menyimpan informasi. Penelitian lain menemukan bahwa anak usia 14 bulan sudah memiliki kemampuan untuk menyimpan informasi dan melakukan produksi perilaku dari informasi yang sudah diterima sebelumnya. Perbedaan setiap anak dalam melakukan imitasi dari perilaku yang telah diamati sebelumnya merefleksikan perbedaan perkembangan memori individu (Jones and Herbert, 2006). Selanjutnya Dunst, dkk (2011) melakukan penelitian dengan mengaitkan mengenai perilaku komunikasi sosial, dengan menggunakan permainan sederhana dan dilakukan secara berulang dapat mendorong peniruan dasar pada bayi dan dapat mengembangkan perilaku komunikasi sosial dalam perkembangan bayi yang khas. Penelitian lain mengenai proses meniru dengan kaitannya komunikasi sosial anak yang dilakukan oleh Hanika & Boyer (2019) menunjukkan peniruan yang dilakukan anak yang berusia 15-18 bulan memiliki hubungan unik dengan komunikasi sosial yang khusus untuk pemahaman bahasa., dimana komunikasi sosial di kemudian hari dapat memprediksi keterampilan bahasa pada anak.  

 

Melihat bahwa anak usia dini sudah memiliki kemampuan mengingat dan meniru setiap perilaku yang teramati baik melalui saudara maupun orangtua untuk mempelajari hal baru (Howe, dkk 2018). Maka sebagai orang dewasa perlu menyediakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak yang sesuai dengan nilai dan norma dalam keluarga dan lingkungan. Salah satu yang dapat dilakukan orang tua dalam mengamati tumbuh kembang anak diantaranya mendampingi dan ikut serta ketika anak bermain di rumah. Saat anak bermain atau menggunakan gadget untuk bermain maka sebagai orang dewasa kita dapat mendampingi dengan berpartisipasi bersama anak dan membangun komunikasi dengan anak. Hal ini dilakukan agar apa yang dilihat anak, dapat diketahui oleh orang dewasa di sekitarnya dan dapat diberikan pemahaman mengenai apa yang anak lihat sehingga anak bisa menirukan hal baik dari yang diamati anak dan orang tua dapat berlaku bijak ketika anak menirukan perilaku yang negatif.

 

Referensi:

Bandura, A. & Huston, A.C (1961) Identification as a process of incidental learning. Journal of Abnormal and Social Psychology

Bandura, A., Ross, D., & Ross, S.A. (1963) Transmission of Aggression through imitation of aggressive models. Journal of Abnormal and Social Psychology

Dunst, C., Raab, M. & Trivette, C. (2011)  Characteristics of naturalistic language intervention strategies. Journal of Speech-Language Pathology and Applied Behavior Analysis.

Howe,N., Rosciszewska, J., Persram, R.J. (2018) “I’m an ogre so I’m very hungry!” “I’m assistant ogre”: the social function of sibling imitation in early childhood. Infant Child Development.

Jones, E.J.H., & Herbert, J.S (2006) Exploring memory in infancy: deferred imitation and the development of declarative memory. Infant Child Development, 15,195-205

Meltzoff, A.N (1985) Immediate and deferred imitation in fourteen and twenty-four-month-old infants. Child Development. 56:62-72

Meltzoff, A.N (1988) Infant Imitation After a 1-week delay: long term memory for novel acts and multiple stimuli. Developmental Psychology. 24(4): 470-476

Heimann, M. & Meltzoff. (1996). Deferred imitation in 9 and 14 month-old infants: a longitudinal study of a Swedish sample. British Journal of Developmental Psychology, 14(1), 55-64.

Heimann, M., Edorsson, A., Sundqvist, A., & Koch, F. (2017). Thirteen- to sixteen-months old infants are able to imitate a novel act from memory in both unfamiliar and familiar settings but do not show evidence of rational inferential processes. Frontiers In Psychology, 8. doi: 10.3389/fpsyg.2017.02186

Piaget, J. (1999). Play, dreams, and imitation in childhood. London: Routledge (originally published in 1951).

Intensive Course on Multi and Mixed Method Research

Artikel Liputan KegiatanBlog Monday, 25 April 2022

Kursus intensif tentang metode penelitian (Multi and Mixed Method Research) baru saja diselenggarakan oleh CLSD bersama Program Studi Doktor Ilmu Psikologi Universitas Gadjah Mada. Kursus yang diikuti oleh 36 peserta, yaitu 23 mahasiswa doktoral, 10 orang peserta umum, serta 3 orang research assistant dan intern CLSD berlangsung selama tiga hari sejak Selasa-Kamis/ 12-14 April 2022. Acara tersebut mendatangkan tiga narasumber yang ahli dalam bidangnya seperti Prof. Dr. Avin Fadilla Helmi, M.Si., Praditya Putri Pertiwi, Ph.D., dan Andrian Liem, M.Psi., Ph.D. Kursus tersebut tidak hanya bersifat satu arah dari para pemateri, tetapi juga interaktif melalui sesi tanya jawab. Peserta pun sangat antusias mengikuti setiap sesi, termasuk ketika diskusi dalam kelompok-kelompok kecil. Seluruh rangkaian kursus dipandu oleh Lisa Sunaryo, S.Psi dan Desnita Zogoto, S.Psi sebagai MC. 

Pada hari pertama, terdapat tiga sesi materi yang dimulai sejak pukul 07.30 sampai 14.10. Dalam sesi pertama, peserta diajak untuk memahami secara umum terkait dengan Multi and Mixed Method Research. Praditya secara jelas menyampaikan overview materi tersebut di sesi awal. Selanjutnya, pada sesi kedua dan ketiga, beliau menjelaskan tentang design and data collection in mixed method research (concept and practice). Sementara itu, pada hari kedua diisi oleh Prof. Dr. Avin Fadilla Helmi yang banyak memaparkan tentang design and data collection in multi method research (concept and practice). Peserta diajak untuk brainstorming terkait dengan beberapa tipe metode penelitian yang dilakukan secara multi/mix method. Dalam sesi pendalaman, peserta dibagi ke dalam breakout room untuk membahas satu topik tertentu. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di akhir sesi.

Pada pertemuan hari terakhir, Andrian Liem, M.Psi., Ph.D mengajak peserta untuk lebih dalam memahami analisis data pada multi/mix method research. Andrian juga membagi peserta ke dalam kelompok kecil untuk saling berbagi dan berefleksi terkait penelitian yang dilakukan sebelumnya. Melalui kegiatan kursus intensif ini, para peserta diharapkan mampu memahami dan membedakan konsep, desain, dan pengumpulan data pada multi dan mixed method research. Selain itu, mereka didorong untuk bisa mempraktikkan konsep yang sudah didapatkan. Terlebih kepada para peserta program doktor, kursus ini merupakan salah satu media untuk membekali mereka dalam melakukan riset-riset dengan metode majemuk maupun campuran. 

(RKK/CLSD)

World Hearing Day 2022: Hearing across the Lifespan and Education: Malaysia and Indonesia Perspectives

Artikel Liputan KegiatanEvent Thursday, 24 March 2022

Center for Life-Span Development (CLSD) bekerja sama dengan Audiology Programme, School of Health Sciences, Universiti Sains Malaysia, dan Department of Special Education, Faculty of Human Development, Universiti Pendidikan Sultan Idris, Malaysia menyelenggarakan webinar dalam rangka merayakan World Hearing Day 2022 yang diperingati pada tanggal 3 Maret setiap tahunnya. Bertema “To hear for life, listen with care!” tahun ini, World Hearing Day (WHD) sendiri merupakan hari untuk meningkatkan kesadaran tentang ketulian dan pencegahan gangguan pendengaran, serta mempromosikan perawatan telinga dan pendengaran di seluruh dunia. Selama beberapa tahun terakhir, semakin banyak negara anggota dan organisasi mitra lainnya yang memperingati WHD dengan mengadakan berbagai program dan acara di negara masing-masing, tak terkecuali CLSD yang bekerja sama dengan Universiti Sains Malaysia (USM) dan Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia.

Mengangkat tema Hearing Care across the Lifespan and Education: Malaysia and Indonesia Perspectives, acara ini diadakan pada Kamis, 17 Maret 2022, pukul 08.30 – 16.00 WIB melalui Zoom Meeting dan YouTube Live Streaming CLSD. Webinar terdiri dari pemaparan keynote speakers dan kuliah yang dibagi ke dalam dua sesi sesuai topik yang disediakan, yaitu Hearing (Room 1) dan Education and Psychology (Room 2), dan dihadiri oleh spesialis otolaringologi, audiolog, terapis wicara, guru, tenaga kesehatan, mahasiswa bidang kesehatan, mahasiswa bidang pendidikan, orang tua dengan anak tuli, dan lain sebagainya.

Webinar diawali dengan sambutan dari Dr. Wenty Marina Minza, M.A. selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Fakultas Psikologi UGM, dekan Faculty of Human Development UPSI, Associate Prof. Dr. Abdul Talib Hashimm serta vice chancellor USM, Prof. Dato’ Dr. Faisal Rafiq Mahamd Adikan, FASc. Sambutan dilanjutkan oleh pembicara utama pertama yaitu Associate Prof. Dr. Mohd Normani Zakaria, B.Aud., M.Clin.Aud., Ph.D (USM) yang menyampaikan tentang  Introduction to World Hearing Day “Hearing Care Across the Lifespan and Education: Malaysia and Indonesia Perspectives” dan  Introduction to Audiology Programme, sebelum dilanjutkan oleh keynote speaker kedua yaitu Dr. Dyah Ayu Kartika Dewanti, MSc, Otologist, (UGM) yang menyampaikan topik Hearing Health Care Services in Indonesia. Adapun materi utama ketiga yang berjudul Bilingual for Multicultural Population disampaikan oleh Associate Prof. Dr. Abd Rahim Razalli (UPSI) sebelum jeda acara selama tiga jam.

Kemudian webinar dilanjutkan dengan kuliah yang dibagi ke dalam dua tema yaitu Hearing dan Education and Psychology. Peserta dipersilakan untuk masuk ke dalam Breakout Room dan YouTube Live Streaming sesuai dengan topik pilihan yang diminati masing-masing. 

Room 1 dengan topik Hearing diawali dengan kuliah berjudul Hearing Assessments and Hearing Impairments among School Children oleh Dr. Wan Najibah Wan Mohamad, B. Aud (Hons.), MCLinAud, Ph.D, Senior Lecturer, Audiology Programme, School of Health Sciences, USM. Sesi kedua diisi dengan pemaparan mengenai Current Status of Inclusive Education for Hearing Impairment Students in Malaysia oleh Mdm. Aw Cheu Lih, B. Aud (Hons.), MCLinAud, Senior Lecturer, Audiology Programme, School of Health Sciences, USM. Sesi ketiga sekaligus terakhir disampaikan oleh Dr. Mohd Fadzil Nor Rashid, B. Aud (Hons.), Ph.D, Senior Audiologist, Audiology Programme, School of Health Sciences, USM, dengan tema Teleaudiology Approach for Teaching and Learning in University: Lesson Learned.

Adapun Room 2 dengan topik Education and Psychology diawali dengan kuliah oleh Dr. Elga Andriana, S.Psi, M.Ed., Ph.D, Lecturer, Researcher Center for Life- Span Development, Faculty of Psychology, UGM yang membahas mengenai Hearing Loss and Its Psychological Impact across Lifespan: Two Worlds Narratives sebelum dilanjutkan oleh Prof. David Evans, Adjunct Professor, Faculty of Human Development, UPSI (University of Sydney) dengan kuliah berjudul Inclusive Education for Children with Hearing Impairment. Pembahasan Education and Psychology diakhiri dengan sesi ketiga berjudul Technology and Deaf Learners oleh Dr. Syamsinar Abd Jabar (UPSI). Keenam sesi disertai dengan tanya-jawab antara peserta webinar dengan tiap-tiap narasumber.

Webinar kemudian ditutup dengan closing ceremony oleh Profesor Dr. Shaharum Shamsuddin selaku Acting Campus Director dari Health Campus, USM. Program ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat, khususnya para peserta, dengan meningkatkan kesadaran tentang kesehatan pendengaran dan pendidikan khusus sepanjang hidup mereka. (SRP/CLSD)

 

Semiloka: Etika Penelitian dengan Partisipan Anak

ArtikelArtikel Liputan KegiatanEvent Friday, 14 January 2022

Center for Life-Span Development (CLSD) dan Program Studi Doktor Ilmu Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan “Semiloka: Etika Penelitian dengan Partisipan Anak”. Semiloka yang berlangsung pada hari Kamis, 13 Januari 2022 ini terbuka untuk umum terutama bagi partisipan yang merupakan peneliti perkembangan anak, mahasiswa, guru, dan praktisi pendidikan. 

Terbagi menjadi tiga sesi dan dimoderatori oleh Research Assistant CLSD yaitu Lisa Sunaryo Putri, S.Psi., semiloka ini memiliki tiga narasumber, yaitu Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D., Psikolog, Elga Andriana, M.Ed., Ph.D., dan Indra Yohanes Kiling, M.A., Ph.D.

Sesi pertama semiloka yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 09.30 WIB diawali dengan topik Tantangan Metodologis dan Etis Penelitian dengan Anak oleh Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D., Psikolog. Pada sesi ini, narasumber menjelaskan mengenai definisi, sejarah, langkah-langkah, prinsip, dan serba-serbi keterlibatan anak dalam penelitian. Disampaikan bahwa tantangan penelitian dengan anak dibagi menjadi tiga bagian menurut Norozi dan Moen (2016), yaitu power dynamics, methodologies, dan ethical issues yang dikupas lebih dalam pada sesi ini.

Selain itu, sesi kedua yang berlangsung dari pukul 09.30 hingga 11.00 WIB disampaikan oleh Elga Andriana, M.Ed., Ph.D. mengangkat topik Penelitian Melibatkan Anak yang Etis dan Inklusif. Pada sesi ini, narasumber menjelaskan prinsip-prinsip yang mendasari etika penelitian yang melibatkan anak dengan disabilitas, permasalahan seputar etika penelitian yang melibatkan anak dengan disabilitas serta adaptasi yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan partisipan anak dengan disabilitas dalam penelitian.

Sesi terakhir yang berlangsung dari pukul 11.00 hingga 12.30 WIB membahas mengenai Etika dan Kerentanan Anak di Perbatasan Indonesia disampaikan oleh Indra Yohanes Kiling, M.A., Ph.D. Pada sesi ini, narasumber menyampaikan pengantar, persiapan penelitian, implementasi penelitian, diseminasi dan komunikasi penelitian, serta hal-hal yang sebaiknya dilakukan dan dihindari selama penelitian berlangsung.

Dihadiri oleh total 85 peserta, Semiloka Etika Penelitian dengan Partisipan Anak menyediakan fasilitas berupa sertifikat elektronik dan materi dari masing-masing sesi. Tiap sesi ditutup dengan tanya jawab oleh peserta dan narasumber. Lewat semiloka ini, diharapkan peserta dapat memperluas wawasan mengenai etika penelitian dengan partisipan anak di Indonesia melalui pemaparan para ahli di bidangnya.

(SRP/CLSD)

Seminar dan Lokakarya “Pencegahan dan Penanganan Tindak Kekerasan pada Anak Usia Dini di Satuan PAUD”

ArtikelArtikel Liputan KegiatanEvent Friday, 31 December 2021

Seminar dan Lokakarya “Pencegahan dan Penanganan Tindak Kekerasan pada Anak Usia Dini di Satuan PAUD”

Seminar dan Lokakarya “Pencegahan dan Penanganan Tindak Kekerasan pada Anak Usia Dini di Satuan PAUD” diselenggarakan oleh Direktorat PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Kemendikbud pada tanggal 19-21 Desember 2021 di Bali. Hanifah Nurul Fatimah, S.Psi., M. Sc., yang merupakan peneliti Center for Life-Span Development (CLSD), menghadiri seminar dan lokakarya tersebut sebagai perwakilan dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Pada kegiatan ini, perwakilan dari berbagai lembaga, lembaga swadaya masyarakat, NGO, praktisi dan akademisi dari berbagai wilayah di Indonesia berkumpul dalam rangka menyimak pemaparan laporan Direktorat Jenderal PAUD dan berdiskusi melalui focus group discussion dengan tujuan menghasilkan rumusan rekomendasi kebijakan yang dapat diberikan untuk mencegah dan menangani kekerasan pada anak usia dini di satuan PAUD. 

(SRP/CLSD)

Diseminasi Hasil Penelitian Bidang PAUD dan Parenting SEAMEO CECCEP

ArtikelArtikel Liputan KegiatanEvent Thursday, 30 December 2021

Diseminasi Hasil Penelitian Bidang PAUD dan Parenting SEAMEO CECCEP

Pada hari Kamis, 2 Desember 2021 hingga Jum’at, 3 Desember 2021, Elga Andriana, S.Psi, M.Ed, Ph.D., Hanifah Nurul Fatimah, S.Psi., M.Sc., dan Ammik Kisriyani, S.Psi., M.A., sebagai peneliti dari Center for Life-Span Development (CLSD) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menghadiri acara Diseminasi Hasil Penelitian Bidang PAUD dan Parenting secara daring dan luring di Atlantic City Hotel yang bertempat di Pasir Kaliki, Kota Bandung, Jawa Barat. Diseminasi ini diselenggarakan oleh Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Centre for Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP) sebagai follow-up dari program dana hibah penelitian (Research Grant) bagi dosen, peneliti, akademisi, atau praktisi dalam rangka meningkatkan produktivitas penelitian yang berorientasi pada publikasi ilmiah nasional dan internasional. Acara diisi oleh presentasi dari para penerima program Research Grant tahun 2021.

Hanifah Nurul Fatimah, S.Psi., M.Sc. yang mengikuti acara secara luring beserta Elga Andriana, S.Psi., M.Ed., Ph.D. dan Ammik Kisriyani, S.Psi., M.A. yang mengikuti acara secara daring, memaparkan hasil penelitiannya mengenai “Perkembangan Memori dan Keterampilan Eksekutif pada Bayi 12-24 Bulan: Sebuah Metode Skrining oleh Ibu”. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan metode skrining yang ditujukan secara spesifik untuk memori jangka panjang (long-term memory) dan executive function pada bayi berusia 12 hingga 24 bulan yang bisa dilatihkan pada ibu, serta menyediakan metode skrining yang lebih aksesibel, lebih layak, dan lebih dapat dilaksanakan untuk anak-anak pada keluarga dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah within subject pre-post test, pelatihan melalui video tutorial, modul, dan group chat yang dipimpin oleh fasilitator, kuesioner self-report (Skala Responsivitas Ibu), serta analisis kualitatif melalui sesi focus group discussion dan observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan metode skrining dengan luaran dalam bentuk modul, video tutorial, serta kegiatan berupa pelatihan dan pendampingan ibu, dapat meningkatkan pengetahuan dan membekali ibu dalam keterampilan skrining bayi pada aspek kemampuan memori dan keterampilan eksekutif. Selain itu, hasil penelitian mengungkap bahwa semakin baik respons ibu selama interaksi ibu dengan bayi, akan menghasilkan perkembangan fungsi eksekutif yang lebih baik dalam dua tahun pertama kehidupan.

(SRP/CLSD)

Workshop Penulisan Publikasi: Kiat Menembus Publikasi Jurnal Internasional Bereputasi

ArtikelArtikel Liputan KegiatanEvent Thursday, 30 December 2021

Workshop Penulisan Publikasi: Kiat Menembus Publikasi Jurnal Internasional Bereputasi

Pada Jumat, 26 November 2021 pukul 13.00 – 16.00 WIB, Center for Life-Span Development (CLSD) mengadakan kegiatan Workshop Penulisan Publikasi: Kiat Menembus Publikasi Jurnal Internasional Bereputasi dengan narasumber Dr. Vina Adriany (Center for Gender and Childhood Studies, Universitas Pendidikan Indonesia) yang dilakukan secara daring melalui Zoom. Kegiatan ini terbuka baik untuk civitas akademik Fakultas Psikologi UGM maupun umum.

Workshop diadakan dengan tujuan  untuk membagikan ilmu mengenai cara mempublikasikan penelitian atau artikel ilmiah di jurnal internasional yang menjadi jalan penting agar hasil penelitian dapat dibaca dan dimanfaatkan oleh orang banyak. Pada workshop ini, Dr. Adriany membahas mengenai bagaimana cara menulis artikel penelitian yang baik, apa saja standar-standar penulisan yang perlu dipenuhi agar artikel ilmiah berpeluang lebih besar untuk diterima oleh jurnal internasional, serta cara mengidentifikasi jurnal internasional yang sesuai dengan tema penelitian atau artikel ilmiah yang ingin dipublikasikan.

Webinar diakhiri dengan sesi tanya-jawab antara peserta dan narasumber sebelum ditutup oleh  Lisa Sunaryo Putri, S.Psi selaku moderator acara. Melalui webinar ini, diharapkan peserta memperoleh wawasan mengenai cara dan kiat menulis publikasi agar bisa menembus jurnal internasional bereputasi.

(SRP/CLSD)

School Transitions Experiences: Supporting Children Moving from Online to Offline Learning

ArtikelArtikel Liputan KegiatanEvent Wednesday, 29 December 2021

School Transitions Experiences: Supporting Children Moving from Online to Offline Learning

 

Pada Jumat, 12 November 2021 pukul 15.00 – 17.00 WIB, Center for Life-Span Development (CLSD) mengadakan webinar berjudul School transitions experiences: Supporting children moving from online to offline learning dengan narasumber Professor Iva Strnadová (University of New South Wales, Australia) yang dilakukan secara daring melalui Zoom. Webinar ini diselenggarakan dalam rangka menghadapi dibukanya kembali sekolah-sekolah untuk belajar pada masa pandemi COVID-19 yang telah menimbulkan stres, ketakutan, serta kekhawatiran bagi banyak keluarga dan anak-anak. 

Dengan semakin banyaknya sekolah yang  beralih ke pembelajaran tatap-muka, transisi untuk kembali ke sekolah dapat menciptakan tantangan bagi anak. Terlebih lagi, transisi dari pembelajaran di rumah ke pembelajaran ke sekolah bisa jadi lebih sulit bagi anak-anak dengan masalah perkembangan, perilaku, dan emosional. Webinar ini membahas bagaimana cara sekolah membantu anak-anak dan keluarga dengan merencanakan transisi dan mempromosikan pembelajaran sosial dan emosional (social and emotional learning). Dengan dukungan yang tepat, anak dapat menyesuaikan diri dengan tantangan dan tuntutan belajar baru, mempelajari hal-hal baru, dan belajar untuk berkembang.

Pada webinar ini, Prof. Strnadová membagi materinya ke dalam lima bagian. Pertama, beliau menjelaskan mengenai definisi umum transisi sekolah, sebelum menguraikan berbagai penelitian yang menunjukkan informasi-informasi penting mengenai transisi sekolah dan siswa penyandang disabilitas selama pandemi. Kemudian, Prof. Strnadová menjelaskan apa saja kebutuhan transisi sekolah siswa (baik dengan atau tanpa disabilitas) saat berpindah dari pembelajaran daring ke pembelajaran luring. Terakhir, beliau membahas mengenai dukungan seperti apa yang diperlukan siswa (baik dengan atau tanpa disabilitas) untuk mempersiapkan mereka beralih dari pembelajaran daring ke pembelajaran luring.

Webinar diakhiri dengan sesi tanya-jawab antara peserta dan narasumber sebelum ditutup oleh Elga Andriana, S.Psi., M.Ed., Ph.D. selaku moderator acara. Melalui webinar ini, diharapkan peserta memperoleh wawasan mengenai pengalaman transisi sekolah anak-anak dan bagaimana cara yang tepat untuk mendukung mereka melewati peralihan pembelajaran di masa pandemi.

(SRP/CLSD)

Kursus Intensif Metode Penelitian Naratif

ArtikelArtikel Liputan KegiatanEvent Wednesday, 29 December 2021

Kursus Intensif Metode Penelitian Naratif

Center for Life-Span Development (CLSD) dan Program Studi Doktor Ilmu Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan Kursus Intensif Metode Penelitian Naratif yang diadakan selama empat hari yaitu Selasa, 16 November 2021 hingga Jumat, 19 November 2021. Kursus yang diikuti oleh sejumlah mahasiswa Prodi Doktor Ilmu Psikologi (S3) Fakultas Psikologi UGM dan juga terbuka untuk umum dengan kuota terbatas ini dibawakan oleh empat narasumber yang merupakan ahli di bidangnya. Keempat narasumber masing-masing membawakan dua materi dalam satu hari secara berkelanjutan. Berikut adalah daftar narasumber dengan topik-topik yang disampaikan:

1️⃣ Sejarah dan Perkembangan Penelitian Naratif
Pemateri: Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D., Psikolog
Selasa, 16 November 2021 (10.00 – 11.00 WIB)

2️⃣ Teori dan Desain Penelitian Naratif
Pemateri: Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D., Psikolog
Selasa, 16 November 2021 (11.00 – 13.00 WIB)

3️⃣ Metode Pengumpulan Data Naratif
Pemateri: Made Diah Lestari, Ph.D (Cand)
Rabu, 17 November 2021 (13.00 – 15.00 WIB)

4️⃣ Praktik Metode Pengumpulan Data Naratif
Pemateri: Made Diah Lestari, Ph.D (Cand)
Rabu, 17 November 2021 (15.00 – 17.00 WIB)

5️⃣ Beragam Pendekatan Analisis Naratif
Pemateri: Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra, M.A., M.Phil.
Kamis, 18 November 2021 (10.00 – 12.00 WIB)

6️⃣ Praktik Analisis Naratif
Pemateri: Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra, M.A., M.Phil.
Kamis, 18 November 2021 (13.00 – 15.00 WIB)

7️⃣ Penyajian Hasil Penelitian Naratif
Pemateri: Elga Andriana, S.Psi., M.Ed., Ph.D
Jumat, 19 November 2021 (13.00 – 14.00 WIB)

8️⃣ Presentasi Penelitian/Outline Penelitian Naratif
Pemateri: Elga Andriana, S.Psi., M.Ed., Ph.D
Jumat, 19 November 2021 (14.00 – 16.00 WIB)

Tiap sesi diawali dengan penyampaian materi dan diakhiri dengan tanya-jawab antara peserta dan narasumber. Pada sesi keenam, sejumlah peserta yang merupakan perwakilan dari peserta umum dan mahasiswa melakukan presentasi mengenai rancangan riset yang menggunakan metodologi kualitatif dengan metode penelitian naratif. Di penghujung sesi, peserta mendapatkan sertifikat elektronik serta akses materi kursus. Melalui webinar ini, diharapkan peserta memperoleh wawasan mengenai seperti apa dan bagaimana cara melaksanakan penelitian dengan metode naratif.

(SRP/CLSD)

1…5678910

Recent Posts

  • Mendidik Anak dengan Bahasa Cinta
  • Eco-Conscious Parenting: Menumbuhkan Praktik Berkelanjutan pada Perkembangan Anak
  • Memahami Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan di Kedai Kopi
  • Membangun Kembali Kegembiraan: Pentingnya Bermain Bagi Kesejahteraan Mental Bagi Masyarakat
  • Keterlibatan Ayah pada Pengasuhan Anak Usia Dini
Universitas Gadjah Mada

Center for Life-Span Development (CLSD)
D-602, Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada
Jalan Sosio Humaniora Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281
clsd.psikologi@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju