• Home
  • About Us
    • Managing Team
    • Researchers
    • Interns
    • Associates
  • Articles
  • Courses
  • Activities
    • CLSD Reader’s Club
    • Summer Course
    • Photovoice
    • SAELA
    • Community Service
  • Research & Publication
Universitas Gadjah Mada Center for Life-Span Development (CLSD)
Faculty of Psychology
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • About Us
    • Managing Team
    • Researchers
    • Interns
    • Associates
  • Articles
  • Courses
  • Activities
    • CLSD Reader’s Club
    • Summer Course
    • Photovoice
    • SAELA
    • Community Service
  • Research & Publication
  • Beranda
  • Artikel
  • Petak Umpet: Permainan Tradisional yang dapat Membangun Keterampilan Sosioemosional Anak Usia Dini

Petak Umpet: Permainan Tradisional yang dapat Membangun Keterampilan Sosioemosional Anak Usia Dini

  • Artikel, Artikel, Artikel Ilmiah Populer
  • 16 July 2025, 16.02
  • Oleh: clsd.psikologi
  • 0

Oleh: Lisa Angela | Penyunting: Rahma Ayuningtyas Fachrunisa, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Siapa sangka, dibalik serunya permainan petak umpet tersembunyi potensi besar untuk membentuk keterampilan sosioemosional anak usia dini?

Permainan tradisional adalah permainan khas dari suatu negara yang membawa nilai budaya tertentu. Permainan tradisional di Indonesia merupakan cerminan dari tradisi dan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat Indonesia, dan telah diwariskan secara turun-temurun (Fitri dkk., 2020). Selain mengandung unsur kearifan lokal, ciri khas dari permainan tradisional di Indonesia adalah interaktif (Wijaya dalam Sovia, 2022). Sisi interaktif ini terlihat dari permainan tradisional yang biasanya dimainkan secara berkelompok, sehingga berfokus pada interaksi sosial dan komunikasi antar pemain (Wijaya dalam Sovia, 2022).

Di tengah maraknya anak-anak yang lebih memilih bermain game online, permainan tradisional menawarkan sejumlah manfaat yang signifikan. Permainan tradisional tidak hanya menghibur tetapi juga mendukung perkembangan sosial dan emosional anak (Gultom dkk, 2022). Perkembangan sosioemosional berkaitan dengan bagaimana anak membangun hubungan positif dengan teman sebaya dan orang dewasa serta mengenali dan mengelola emosinya sendiri. Melalui proses ini, anak belajar untuk berempati, berbagi, dan memahami perasaan orang lain (Harianja dkk., 2023). Anak juga mulai mengenal aturan sosial dan menyesuaikan perilakunya dengan cara orang-orang dan lingkungan di sekitarnya berinteraksi. Keterampilan ini berperan penting dalam mempersiapkan anak agar mampu beradaptasi dan tumbuh dengan baik dalam berbagai situasi sosial (Harianja dkk.,, 2023).

Indonesia memiliki berbagai jenis permainan tradisional. Dari berbagai permainan, terdapat satu contoh permainan yang sesuai untuk anak usia dini, yaitu petak umpet. Petak umpet adalah permainan tradisional di mana satu orang bertugas menghitung sambil menutup mata, sementara teman-teman yang lain bersembunyi. Setelah selesai menghitung, orang yang bertugas akan mencari teman-temannya yang bersembunyi hingga semua ditemukan.

Keunikan petak umpet terletak pada kesederhanaannya. Permainan ini tidak memerlukan alat apa pun, sehingga lebih mudah diakses jika dibandingkan dengan permainan tradisional lainnya. Kemudahan akses ini memungkinkan anak-anak di seluruh Indonesia, baik di perkotaan maupun pedesaan, dari berbagai latar belakang ekonomi, tetap dapat bermain petak umpet. Selain itu, permainan ini juga telah dibuktikan melalui penelitian sebagai sarana yang efektif dalam mendukung perkembangan sosioemosional anak usia dini. 

Penelitian Hananta dan Mas’udah (2016) menunjukkan bahwa dengan bermain petak umpet secara berulang, anak-anak usia dini dapat lebih efektif mengembangkan kemampuan sosial emosional mereka. Kemampuan ini mencakup aspek-aspek penting seperti kemampuan untuk bekerjasama dengan teman, di mana anak menjadi lebih bersedia untuk bermain bersama, merasa gembira saat bermain dalam kelompok, serta menunjukkan sikap saling membantu satu sama lain.

Lebih lanjut, Maghfiroh (2020) menjelaskan bahwa permainan petak umpet mengajarkan beberapa nilai seperti kejujuran, toleransi, kerjasama, kreativitas, dan tanggungjawab. Kejujuran terlihat saat anak mengakui ketika dirinya ditemukan oleh “penjaga”. Toleransi terlihat ketika mereka tidak menghalangi temannya yang bersembunyi. Kerjasama terwujud dengan tidak memberitahu lokasi teman yang bersembunyi. Kreativitas terlihat saat merencanakan strategi untuk berpindah tempat. Terakhir, tanggungjawab untuk menyelesaikan permainan sampai akhir.

Berdasarkan pemaparan di atas, banyak manfaat yang dapat diperoleh dari permainan petak umpet (Salsabila, dalam Damayanti & Suparno, 2023):

1. Mendorong anak lebih aktif

Petak umpet membantu anak menjadi lebih aktif secara fisik karena dalam permainan ini anak harus berlari dan bersembunyi. Aktivitas fisik ini mendukung perkembangan motorik kasar dan membantu anak tumbuh lebih sehat dibandingkan anak yang cenderung pasif.

2. Mengembangkan keterampilan sosial

Permainan ini juga melatih anak untuk bersosialisasi dengan teman sebaya. Sosialisasi harus dibiasakan sejak usia dini agar anak terbiasa berinteraksi dengan baik di masa dewasa. Melalui petak umpet, anak belajar cara bekerja sama dan menghargai teman.

3. Meningkatkan kreativitas

Anak-anak harus berpikir kreatif untuk menemukan tempat persembunyian yang aman dan berbeda dari teman-temannya. Proses ini menantang mereka untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan imajinatif dalam situasi yang sederhana dan menyenangkan.

4. Melatih kepatuhan terhadap aturan

Dalam petak umpet, anak diajarkan untuk mengikuti aturan permainan, seperti giliran mencari dan bersembunyi. Keterampilan ini penting karena kepatuhan terhadap aturan akan membantu mereka menyesuaikan diri di lingkungan keluarga, sekolah, hingga masyarakat yang lebih luas.

5. Belajar berdiskusi dan membuat kesepakatan

Anak-anak perlu berdiskusi dan membuat kesepakatan agar permainan dapat berjalan lancar. Proses ini membantu mereka belajar tentang kompromi, mendengarkan pendapat orang lain, dan mencapai kesepakatan bersama.

6. Mengajarkan sportivitas

Petak umpet mengajarkan anak untuk menerima kekalahan dan kemenangan dengan sikap yang baik.

Menariknya, permainan petak umpet dapat dimainkan baik di dalam maupun di luar rumah. Di rumah, anak-anak dapat bermain bersama saudara atau orang tua sehingga mempererat hubungan keluarga. Sementara di luar rumah, mereka dapat bermain bersama tetangga di sekitar rumah. Kemudian, anak-anak juga dapat bermain di sekolah, terutama saat jam istirahat, pada mata pelajaran yang melibatkan aktivitas fisik seperti olahraga, atau saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka. Selain itu, komunitas juga dapat menggunakan permainan ini dalam membangun interaksi antar anak.

Melihat manfaat dan kemudahan dalam permainan petak umpet, mari bersama kita berkomitmen untuk melestarikan permainan petak umpet. Melalui petak umpet, anak-anak tidak hanya belajar berinteraksi secara langsung dengan teman-temannya tetapi juga menikmati permainan tanpa bergantung pada gadget. Dengan demikian, kita dapat mewujudkan pertumbuhan generasi yang sehat, kreatif, dan juga sadar akan pentingnya budaya lokal. 

Referensi

Damayanti, N., & Suparno, S. (2023). Efektivitas model permainan petak umpet untuk meningkatkan kemampuan motorik anak. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(4), 4243–4258. https://doi.org/10.31004/obsesi.v7i4.4937

Fitri, M., Nur, H. A., & Putri, W. (2020). The commemoration of independence day: recalling indonesian traditional games. Frontiers in Psychology, 11. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.587196

Gultom, S., Baharuddin, B., Ampera, D., Endriani, D., Jahidin, I., & Tanjung, S. (2022). Traditional games in cultural literacy to build the character of elementary school students during the covid-19 pandemic. NeuroQuantology, 20(5), 704-712. https://doi.org/10.14704/nq.2022.20.5.nq22226

Hananta, R. W., & Mas’udah. (2016). Pengaruh permainan petak umpet terhadap kemampuan sosial emosional anak. Jurnal Penelitian Pendidikan Anak Usia Dini.

Harianja, A. L., Siregar, R., & Lubis, J. N. (2023). Upaya meningkatkan perkembangan sosial emosional anak usia dini melalui bermain peran. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(4), 4871–4880. https://doi.org/10.31004/obsesi.v7i4.5159

Maghfiroh, Y. (2020). Peran permainan tradisional dalam membentuk karakter anak usia 4-6 tahun. Jurnal Pendidikan Anak, 6(1), 1–8.

Sovia, A., Harisman, Y., & Rifandi, R. (2022). Saringgong: an alternative media for slow learner students in learning mathematics. Rangkiang Mathematics Journal, 1(1), 9-15. https://doi.org/10.24036/rmj.v1i1.6

Tags: Anak usia dini Artikel Populer CLSD Keterampilan Sosioemosional Life-Span Development Psikologi Perkembangan

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recent Posts

  • Petak Umpet: Permainan Tradisional yang dapat Membangun Keterampilan Sosioemosional Anak Usia Dini
  • Mendidik Anak dengan Bahasa Cinta
  • Eco-Conscious Parenting: Menumbuhkan Praktik Berkelanjutan pada Perkembangan Anak
  • Memahami Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan di Kedai Kopi
  • Membangun Kembali Kegembiraan: Pentingnya Bermain Bagi Kesejahteraan Mental Bagi Masyarakat
Universitas Gadjah Mada

Center for Life-Span Development (CLSD)
D-602, Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada
Jalan Sosio Humaniora Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281
clsd.psikologi@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju