Joint Attention: Melatih Kemampuan Eksekutif Bayi dengan Cara Sederhana
Penulis: Diah Dinar Utami
Penyunting: Reswara Dyah Prastuty
Pelatihan metode skrining untuk mengukur perkembangan memori dan kemampuan eksekutif pada bayi dilakukan oleh tim peneliti Fakultas Psikologi UGM pada tahun 2021. Pelatihan ini dilakukan terhadap ibu yang memiliki bayi berusia 12 hingga 24 bulan. Dalam pelatihan ini, para ibu diajarkan untuk dapat bermain bersama bayi mereka dan memperhatikan beberapa aspek penting mengenai perkembangan memori dan keterampilan eksekutif pada bayi. Selain mengajarkan metode skrining ini, tim peneliti juga mengajarkan teknik joint attention kepada para ibu untuk menarik minat bayi terhadap kegiatan yang akan dilakukan oleh ibu dan bayi. Teknik ini merupakan dasar untuk menarik perhatian bayi sebelum skrining dilakukan. Joint attention merupakan salah satu bentuk keterampilan eksekutif pada bayi untuk menaruh perhatian dan fokus terhadap apa yang diberikan kepada mereka.
Keterampilan eksekutif bayi dapat diobservasi dan distimulasi melalui permainan-permainan sederhana yang dilakukan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan oleh Ibu atau pengasuh bayi. Salah satu kemampuan eksekutif pada bayi yang dapat diobservasi oleh pengasuh atau Ibu adalah kemampuan bayi dalam melakukan joint attention. Joint attention adalah suatu kondisi yang melibatkan minimal dua orang untuk berfokus kepada hal yang sama dan saling terlibat satu sama lain, misalnya terlibat pada tatapan mata yang sama, gerakan tubuh, atau kata-kata untuk mengarahkan perhatian, seperti ‘ayo coba lihat ke sini’ atau ‘coba lihat yang ada di atas sana’ (Rocha, 2019). Joint attention sudah muncul dan dapat diobservasi maupun dilatih kepada bayi sejak usia 9 bulan (Van Hecke, 2012) meskipun fondasi awalnya dimulai pada awal masa bayi (usia 0 bulan) ketika bayi berinteraksi dengan orang tua dan pengasuh melalui kontak mata, suara, dan senyuman (Brandes-Aitken, 2020).
Joint attention juga memiliki peran yang penting untuk perkembangan bahasa selanjutnya, keterampilan kognitif sosial, empati, dan perilaku prososial (Poysa-Tarhonen, 2021 ; Rocha, dkk. 2019). Selama melakukan joint attention, bayi memiliki banyak kesempatan untuk tidak hanya mengamati bahasa, tetapi juga berlatih untuk memproses dalam memorinya. Selain itu, keterampilan sosial yang dapat terlatih melalui joint attention adalah kemampuan dalam memulai, menanggapi orang lain yang memulai, mempertahankan interaksi bolak-balik, dsb. Hal-hal ini merupakan bagian integral dari komunikasi, hubungan, pembelajaran, dan kolaborasi yang dibutuhkan oleh individu dalam melakukan kontak sosial.
Melihat pentingnya joint attention pada bayi, hal ini dapat dilakukan dan dilatih sejak dini oleh para ibu maupun pengasuh. Berikut ini tips and trick yang dapat dilakukan oleh para ibu untuk melatih joint attention pada bayi dan anak:
1.Sejajarkan posisi badan dengan tinggi bayi atau anak Anda.
Aspek terpenting dari joint attention adalah kemampuan untuk melihat apa yang dilakukan bayi dari sudut pandangnya dan berada sejajar dengan mata mereka untuk melakukan kontak mata. Tujuan hal ini agar bayi Anda melihat mainannya lalu melihat kembali ke arah Ibu sebagai referensi, lalu melanjutkan bermain. Ibu dapat duduk bersimpuh atau sedikit merunduk untuk menyesuaikan tinggi badan bayi.
2.Lakukan kontak mata sesering mungkin dan tanggapi dengan tepat saat anak memulai kontak mata.
Jika Ibu dan bayi sedang melihat buku atau mainan bersama, pastikan Ibu memberikan kontak mata kepada bayi ketika sedang menjelaskan atau mengomentari sesuatu mengenai hal yang sedang dilakukan bersama. Lalu, jika bayi melihat ke arah ibu untuk persetujuan atau untuk menunjukkan keinginan, tanggapi dengan berkomentar atau terlibat dalam tindakan yang diinginkan oleh bayi.
3.Tiru tindakan atau suara anak.
Saat bermain bersama, Ibu dapat menarik perhatian bayi dengan meniru cara mereka bermain. Jika bayi mengatakan “bumm… bumm..” saat mendorong mobil, dorong mobil yang ada di hadapan Ibu dan buat suara yang sama. Hal ini akan membuat bayi merasa bahwa Ibu melakukan aktivitas yang sama bersama dengan mereka. Hal ini mendorong minat bayi untuk bermain bersama Ibu.
4.Arahkan bayi dengan menggunakan gerakan tubuh yang sesuai
Jika Ibu sedang membaca buku bersama, Ibu dapat menunjuk kata yang Ibu sedang baca atau gambar yang Ibu sedang lihat. Bayi akan menirukan hal serupa seperti apa yang dilakukan oleh Ibu. Ketika Bayi menunjuk ke arah sesuatu, pastikan Ibu juga melihat ke arah yang sama dan memberikan komentar terhadap hal tersebut. Gerakan lain yang dapat dilakukan oleh Ibu untuk menunjang joint attention pada anak adalah mengangkat mainan untuk dilihat oleh bayi atau melambai pada bayi ketika ingin menunjukkan sesuatu.
5.Bergiliran dengan bayi.
Bergiliran atau bergantian dapat mengembangkan tidak hanya keterampilan joint attention, tetapi juga keterampilan sosialisasi lain yang diperlukan untuk berbicara dan memainkan permainan yang terorganisir. Bergiliran bisa sesederhana mengoper bola ke depan dan ke belakang atau bergantian siapa yang akan mengirim mobil menuruni tanjakan.
6.Ikuti petunjuk anak Anda.
Hal terbaik untuk memastikan bayi terlibat dalam suatu aktivitas adalah dengan membiarkannya memilih apa dan bagaimana cara bermainnya. Usahakan untuk tidak terlalu banyak bertanya atau memberi terlalu banyak perintah. Tunggu dan amati apa yang dilakukan oleh bayi kemudian mainkan dengan cara ia bermain.
7.Gunakan kata-kata yang sederhana.
Memberi terlalu banyak perintah rumit atau mengajukan pertanyaan panjang dapat membingungkan bayi. Hal ini dapat menghentikan ritme alami permainan yang sedang dilakukan bersama bayi. Ibu dapat menggunakan frasa yang singkat dan berhubungan langsung dengan apa yang dilakukan bayi, misalnya, ‘ini apa sayang?’ atau ‘coba lihat ini’.
Nah, dari 7 tips ini, Ibu dapat memulainya di rumah masing-masing ketika sedang berkegiatan bersama anak. Silahkan lakukan tips dan trick ini secara konsisten untuk melatih kemampuan joint attention yang lebih baik lagi pada bayi atau anak di rumah. Permainan dan kegiatan akan lebih berkualitas ketika Ibu dan bayi memiliki perhatian yang sama akan kegiatan yang sedang dilakukan.
Referensi :
- Brandes-Aitken A, Braren S, Gandhi J, Perry RE, Rowe-Harriott S, Blair C. Joint attention partially mediates the longitudinal relation between attuned caregiving and executive functions for low-income children. Dev Psychol. 2020 Oct;56(10):1829-1841. doi: 10.1037/dev0001089. Epub 2020 Jul 23. PMID: 32700951.
- Pöysä-Tarhonen, J., Awwal, N., Hakkinen, P., & Otieno, S. (2021). Joint attention behaviour in remote collaborative problem solving: Exploring different attentional levels in dyadic interaction. Research and Practice in Technology Enhanced Learning. https://doi.org/10.1186/s41039-021-00160-0
- Rocha, N. A. C. F., Silva, F. P. S., Mariana, M. S., & Dusing, S. C. (2019). Impact of mother–infant interaction on development during the first year of life: A systematic review. Journal of Child Health Care. DOI: 10.1177/1367493519864742
- Van Hecke, V. A., Mundy, P., Block, J. J., Delgado, C. E., Parlade, M. V., Pomares, Y. B., & Hobson, J. A. (2012). Infant responding to joint attention, executive processes, and self-regulation in preschool children. Infant behavior & development, 35(2), 303–311. https://doi.org/10.1016/j.infbeh.2011.12.001