Memandu Anak ASD untuk Disiplin dalam Menggunakan Gadget dan Internet
oleh: Nindya Alifia Tittani
editor: Resti Fahmi Dahlia
Photo by RODNAE Productions from Pexels
Autism Spectrum Disorder (ASD) merupakan salah satu bentuk gangguan neurodevelopmental yang dicirikan dengan adanya kesulitan dalam interaksi sosial, komunikasi, serta memiliki pola atipikal dalam aktivitas sehari-hari (1). Prevalensi anak dengan ASD memiliki peningkatan dari tahun ke tahun, data terakhir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun 2016 menyebutkan bahwa satu dari 54 anak di Amerika terdiagnosis mengalami ASD (4). World Health Organization (WHO) mengestimasikan bahwa satu dari 270 orang di seluruh dunia mengalami Autism Spectrum Disoreder (1). Meski belum terdapat data yang pasti tentang perkembangan kasus ASD di Indonesia, layanan bagi penyandang ASD dan/atau keluarganya tetap perlu diperhatikan. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada anak dengan ASD itu sendiri, namun juga memberikan dampak psikologis yang cukup besar kepada orang tua mereka seperti stress dalam pengasuhan karena tuntutan peran serta rendahnya efikasi diri yang dimiliki karena kurangnya rasa percaya diri pada kemampuan orang tua dalam mengasuh anak dengan autism (2,3).
Pandemi COVID-19 mempengaruhi bagaimana orang tua harus mendidik dan mendampingi anak-anak mereka di rumah. Pembelajaran daring yang dilakukan oleh pihak sekolah mengharuskan para orang tua mendampingi anak-anak mereka selama belajar. Hal ini juga di lakukan oleh orang tua yang memiliki anak dengan ASD. Anak dengan ASD memiliki kondisi khusus yang mengharuskan mereka mendapatkan pelayanan pendidikan yang terfokus pada anak. Pusat terapi yang biasanya dijadikan rujukan untuk anak ASD saat ini tidak dapat melayani secara tatap muka dan mengharuskan orang tua mendampingi dan melakukan latihan sederhana agar kemampuan anak ASD yang sudah terbentuk tidak mengalami kemunduran. Selama pandemi, pembelajaran dilakukan melalui daring dan media ynag menghubungkan antara anak dengan sekolah atau pengajarnya adalah media online yang dapat di akses melalui gadget. Platform zoom dan google meet menjadi salah satu alternatif yang digunakan para pengajar untuk memberikan materi dan mengajarkan siswa-siswa mereka selama daring.
Pembelajaran secara daring memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang. Apabila dilakukan secara tidak tepat, hal ini akan berdampak kepada anak dan penggunaan gadget yang kurang bijak yang dilakukan oleh anak non-disabilitas maupun anak dengan disabilitas. Screentime merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian para orang tua yang memiliki anak dengan ASD (6). Screentime yang berlebihan memiliki dampak terhadap muncul perilaku-perilaku repetitif dan stereotip pada anak ASD (5,7) Hal ini akan menurunkan hasil treatment yang sudah dilakukan di masa sebelumnya untuk mengurangi perilaku tersebut. Namun, selama pandemi orang tua dengan anak ASD tidak memiliki pilihan lain selain tetap mengikuti pembelajaran atau terapi secara daring. Berkaitan dengan dilema yang dirasakan oleh orang tua dengan anak ASD, berikut ini tips yang dapat dilakukan oleh orang tua dengan anak ASD untuk menyesuaikan pembelajaran anak secara daring (9) :
- Tetapkan batas penggunaan internet.
Orang tua dapat menetapkan alokasi waktu yang menjadi kesepakatan bersama untuk bermain gadget (selain pembelajaran daring) dengan membuat tabel jadwal penggunaan gadget atau mengatur timer sebagai alarm untuk batas waktu maksimum penggunaan gadget.
- Membuat aturan dasar untuk penggunaan perangkat antara anak dan orang tua.
Aturan dasar untuk penggunaan gadget dan internet adalah hal yang penting untuk semua anak, termasuk anak dengan ASD. Aturan yang dibuat oleh orang tua harus singkat dan jelas. Tujuan dari aturan ini adalah memberi tahu anak apabila ia melanggar peraturan mereka akan kehilangan hak istimewa untuk menggunakan gadget dan bermain secara daring untuk sementara. Misalnya, aturan untuk tidak boleh berkomunikasi dengan orang asing di media sosial atau hanya memperbolehkan membuka situs web tertentu, lalu apabila anak melanggar peraturan ini orang tua dapat menarik hak anak menggunakan gadget dalam kurun beberapa waktu sesuai perjanjian dengan anak.
- Memantau anak pada saat menggunakan internet dan gadget
Orang tua atau pendamping diusahakan tetap memantau kegiatan anak selama mereka menggunakan gadget dan bermain secara daring. Orang tua dapat mengecek secara berkala mengenai situs-situs yang dibuka oleh anak maupun membatasi situs-situs online yang kurang pantas untuk anak melalui setting pada gadget yang dimiliki. Hal ini secara otomatis akan membatasi ruang anak dalam berselancar di internet dan bermain secara daring. Sehingga, anak akan terpantau dan terlindungi dari situs-situs yang kurang pantas untuk anak-anak.
- Gunakan teknologi sebagai suplemen untuk interaksi sosial secara langsung.
Teknologi menawarkan banyak peluang sosial, tetapi hal ini tidak boleh menjadi perangkat utama yang mengalihkan semua interaksi sosial yang dapat dilakukan oleh anak secara langsung (secara tatap muka). Orang tua yang memiliki anak dengan ASD dapat mengondisikan anak untuk menggunakan gadget sebagai alat bantu dalam berintekasi, seperti menjadikan gadget alat perantara untuk bermain secara kelompok yang mana hal ini belum dapat dilakukan dalam kondisi pandemi. Namun, orang tua juga harus tetap mendampingi anak bermain di luar jam bermain gadget sehingga anak merasa bahwa waktu luang tanpa gadget juga merupakan hal yang menyenangkan.
Tips ini dapat digunakan oleh para orang tua untuk menanggulangi adiksi pada gadget yang memungkinkan untuk terjadi pada anak. Teknologi yang terus berkembang tidak dapat dihentikan maupun dihindari keberadaannya. Anak dengan ASD juga tidak sepatutnya dijauhkan secara permanen dengan gadget ataupun teknologi lain (9). Gadget dan internet juga dapat memiliki fungsi yang baik dan dapat meningkatkan kemampuan di ranah tertentu (seperti: kemampuan problem solving, social awareness) yang mereka pelajari secara tidak langsung melalui video yang mereka lihat di internet maupun permainan online yang mereka ikuti. Cabibihan, Javed, Aldosari, Frazier, dan Elbashir (2017) menemukan bahwa teknologi dan gadget memiliki dampak yang positif terhadap perkembangan anak ASD. Namun, kedua hal ini tetap memerlukan bimbingan dari orang dewasa di sekitar anak sehingga anak tidak dapat sepenuhnya dilepaskan dan dibiarkan untuk bermain gadget tanpa aturan dan batasan waktu (8).
Nah, berdasarkan informasi dan tips dari artikel ini, semoga parents tidak lagi merasa bimbang untuk memberikan kesempatan anak dalam menggunakan gadget maupun internet. Namun, apabila dirasa membutuhkan bantuan dari professional, parents dapat menghubungi layanan kesehatan/ professional terdekat atau terpercaya untuk konsultasi lebih lanjut mengenai penetapan jadwal maupun kondisi-kondisi anak yang terdampak dari penggunaan gadget yang kurang bijak di masa sebelumnya.
Referensi:
- WHO. (2021, 1 Juni). Autism Spectrum Disorders
- Bearss, K., Burrell, T. L., Stewart, L., & Scahill, L. (2015). Parent Training in Autism Spectrum Disorder: What’s in a Name? Clinical Child and Family Psychology Review, 18(2), 170–182. https://doi.org/10.1007/s10567-015-0179-5
- Crowell, J. A., Keluskar, J., & Gorecki, A. (2019). Parenting behavior and the development of children with autism spectrum disorder. Comprehensive Psychiatry, 90, 21–29. https://doi.org/10.1016/j.comppsych.2018.11.007
- Maenner, M. J., Shaw, K. A., Baio, J., et al. (2020). Prevalence of autism spectrum disorder among children aged 8 years — autism and developmental disabilities monitoring network, 11 sites, united states, 2016. MMWR Surveill Summ, 69:1–12. DOI: http://dx.doi.org/10.15585/mmwr.ss6904a1external icon
- Dong, H. Y., Wang, B., Li, H. H., Yue, X. J., dan Jia, F. (2021). Correlation between screen time and autistic symptoms as well as development quotients in children with autism spectrum disorder. Front. Psychiatry. (12). doi: 10.3389/fpsyt.2021.619994
- Stiller, A., Weber, J., Strube, F., dan Moessle. (2019). Caregiver reports of screen time use of children with autism spectrum disorder: A qualitative study. Behav. Sci, 9(56). doi:10.3390/bs9050056
- Hermawati, D., Rahmadi, F. A., Sumekar, T. A., Winarni, T. I. (2018). Early electronic screen exposure and autistic-like symptoms. J-STAGE. doi: 10.5582/irdr.2018.01007
- Cabibihan, J., Javed, H., Aldosari, M., Frazier, T. W., dan Elbashir, H. (2017). Sensing technologies for autism spectrum disorder screening and intervention. Sensors, 17(46). doi:10.3390/s17010046
- UNICEF. (2017). Children in digital a world. Division of Communication UNICEF.