Bermain Bersama Anak saat Pandemi
oleh: Reswara Dyah Prastuty
editor: Resti Fahmi Dahlia
Sebagian orang tua beranggapan bahwa bermain hanyalah sebuah aktivitas yang ditujukan untuk bersenang-senang semata. Padahal, bermain memiliki peranan dalam mendukung tumbuh kembang anak, khususnya anak usia dini. Melalui aktivitas bermain, anak usia dini dapat mengeksplorasi lingkungan sekitarnya, mempelajari berbagai hal baru, dan membangun pemahaman tentang dunia. Seorang pionir di bidang psikologi anak, yaitu Vygotski, mengemukakan bahwa bermain adalah aktivitas yang krusial bagi perkembangan kognitif dan sosial anak (1). Bagi anak usia dini, bermain juga bermanfaat dalam mendukung perkembangan bahasanya (2), melatih keterampilan motoriknya (3), serta memfasilitasinya untuk memahami dan merasakan emosinya (4).
Pada situasi pandemi COVID-19 bermain menjadi semakin penting bagi anak terlebih anak menjadi salah satu kelompok usia yang rentan mengalami stres (5). Sebagaimana orang dewasa, anak usia dini juga harus menghadapi ketidakamanan dan berbagai perubahan dalam kehidupan. Mereka harus melaksanakan protokol kesehatan secara ketat, terisolasi dari dunia luar, dan mengikuti pembelajaran daring di rumah dengan kondisi yang tentu saja berbeda dengan di sekolah.
Pandemi telah menghalangi anak usia dini untuk bermain dan berinteraksi dengan teman-teman sebayanya, sehingga penting bagi orang tua untuk berperan aktif dalam mengisi kekosongan tersebut demi terjaganya kesehatan mental sang buah hati. Riset menunjukkan bahwa aktivitas permainan yang melibatkan interaksi positif anak dan orang tua dapat meningkatkan kesehatan mental keduanya. Ketika orang tua melibatkan diri secara penuh saat bermain bersama anak, orang tua tidak hanya mendukung perkembangan sang anak, namun juga meningkatkan kesejahteraan dirinya (6, 7). Tidak hanya itu, bermain bersama anak juga dapat menguatkan ikatan antara anak dengan orang tua sehingga aspek sosioemosional anak dapat berkembang secara sehat (8).
Untuk memperoleh manfaat bermain secara optimal, anak usia dini perlu mendapatkan atensi penuh dari orang tua. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk menjadwalkan diri secara khusus untuk bermain bersama sang buah hati. Meskipun hanya di rumah, kegiatan bermain akan menjadi berkualitas apabila orang tua hadir secara utuh tanpa adanya distraksi gawai atau aktivitas pribadi lainnya. Dengan memberikan pertanyaan dan merespon ucapan maupun ekspresinya saat bermain, anak usia dini akan belajar untuk memproses emosi dan berpikir secara kritis. Kenyamanan, keamanan, dan kasih sayang yang diberikan orang tua selama aktivitas bermain juga membantu sang anak untuk membangun kepercayaan diri dan perasaan bahwa mereka dicintai.
Salah satu permainan yang bermanfaat dan menyenangkan untuk dilakukan oleh anak dan orang tua adalah bermain peran. Melakukan aktivitas bermain peran di saat pandemi dipercaya dapat membantu anak untuk mengekspresikan emosi dan menghidupkan kembali imajinasinya akan dunia sekitar (9,10). Permainan ini dapat dilakukan dengan mudah. Orang tua dapat mendorong anak untuk memilih topik dan tokoh yang ia inginkan. Apabila anak tidak menunjukkan keinginannya, orang tua dapat memberikan pilihan topik yang familiar bagi sang anak, misalnya tentang kisah-kisah di buku cerita kesukaannya atau tentang profesi-profesi yang pernah ia temui. Permainan dapat dilakukan dengan memerankan tokoh-tokohnya secara langsung, misalnya anak menjadi dokter dan ibu menjadi pasien, maupun melakukan permainan simbolik dengan menggunakan boneka.
Keterlibatan orang tua dalam aktivitas bermain peran memiliki dampak positif terhadap perkembangan bahasa dan sosial anak usia dini. Saat bermain, anak akan terstimulasi untuk berbicara, merespon, dan mengembangkan cerita sehingga keterampilan bahasa ekspresif dan reseptifnya akan meningkat (11). Anak juga dapat mencoba memainkan berbagai jenis peran sosial maupun peran imajinatif lainnya sekaligus belajar untuk mengontrol perasaannya (12).
Lalu, apa yang dapat dilakukan oleh orang tua ketika pekerjaan rumah sedang menumpuk? Sekalipun dalam kondisi demikian, bermain bersama anak tetap dapat dilakukan oleh orang tua. Ibu dapat menyusun aktivitas bermain peran dengan tema restoran ketika sedang ingin menyelesaikan pekerjaan dapur. Pada tema ini, Ibu dan anak dapat berperan sebagai koki yang sedang berbagi tugas untuk menyiapkan makanan yang lezat. Dengan berbekal alat masak mainan dan perhatian yang Ibu berikan sambil memasak, anak akan larut dalam perannya. Dengan begitu, Ibu tetap dapat menghidangkan sajian untuk keluarga sekaligus bermain bersama anak.
Aktivitas bermain hampir tidak bisa dipisahkan dari mainan atau properti. Mainan dan properti membuat aktivitas bermain, khususnya bermain peran, terasa lebih nyata dan mengasyikkan. Alih-alih membeli mainan dan properti baru, orang tua dapat mengajak dan mendampingi anak untuk berkreasi membuat mainan dan properti dari barang bekas. Selain itu, orang tua juga bisa mendorong anak untuk memanfaatkan alat rumah tangga dan bahan alam secara bebas sebagai properti permainan, misalnya menjadikan selimut sebagai sayap, panci sebagai alat musik, dan dedaunan sebagai mahkota. Aktivitas ini dapat menstimulasi anak untuk berimajinasi, mengembangkan kemampuan untuk melihat berbagai manfaat dari benda-benda di sekitar, dan belajar tentang bagaimana cara menghibur diri di berbagai situasi, termasuk di situasi pandemi seperti saat ini (5).
Referensi:
- Vygotsky, L. (1978). Mind in Society: Development of Higher Psychological Processes. Cambrige: Harvard University Press.
- Orr, E., & Geva, R. (2015). Symbolic play and language development. Infant Behavior and Development, 147-161. doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.infbeh.2015.01.002
- Cheraghi, F., Shokri, Z., Roshanaei, G., & Khalili, A. (2021). Effect of age-appropriate play on promoting motor development of preschool children. Early Childhood Development and Care, 1-12. doi:https://doi.org.ezproxy.ugm.ac.id/10.1080/03004430.2021.1871903
- Colliver, Y., & Veraksa, N. (2021). Vygotsky’s contributions to understandings of emotional development through early childhood play. Early Child Development and Care, 1-15. doi:https://doi.org.ezproxy.ugm.ac.id/10.1080/03004430.2021.1887166
- CDC. (2021). Coping with Stress. Retrieved July 5, 2021, from Centers for Disease Control and Prevention: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/daily-life-coping/managing-stress-anxiety.html
- Husain, N., et al. (2021). An integrated parenting intervention for maternal depression and child development in a low-resource setting: Cluster randomized controlled trial. Depress and Anxiety, 1-15. doi:https://doi.org/10.1002/da.23169
- Coyl-Shepherd, D. D., & Hanlon, C. (2017). Family play and leisure activities: correlates of parents’ and children’s socio-emotional well-being. In C. D. Clark, Play and Wellbeing (pp. 96-114). London: Routledge. doi:https://doi.org/10.4324/9781315651118
- Milteer, R. M., & Ginsburg, K. R. (2012). The Importance of Play in Promoting Healthy Child Development and Maintaining Strong Parent-Child Bond: Focus on Children in Poverty. Illinois: American Academy of Pediatrics. doi:10.1542/peds.2011-2953
- Close, N. (2020, May 1). Wondering How Your Children Are Doing During COVID-19? Watch Them Play. Retrieved July 5, 2021, from Yale School of Medicine: https://medicine.yale.edu/news-article/wondering-how-your-children-are-doing-during-covid-19-watch-them-play/
- Sheridan, M. D. (2011). Play in Early Childhood from Birth to Six Years (3rd ed.). Oxon: Routledge.
- Holmes, R. M. (2020). Is there a connection between children’s language skills, creativity, and play? Early Child Development and Care, 1-12. doi:10.1080/03004430.2020.1853115
- Waite, S., & Rees, S. (2013). Practising empathy: enacting alternative perspectives through imaginative play. Cambridge Journal of Education, 1-18. doi:https://doi.org.ezproxy.ugm.ac.id/10.1080/0305764X.2013.811218