1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
oleh: Ruth Setyaning
photo by Kazuend on Unsplash
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah periode sejak janin masih berada di dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun. 1000 HPK disebut juga sebagai periode emas, karena pada periode ini terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat, yang mendukung seluruh proses perkembangan anak dengan sempurna. Gizi sangatlah berperan, karena kekurangan gizi pada periode ini tidak dapat diperbaiki di kehidupan selanjutnya.
1. NUTRISI SAAT KEHAMILAN
Saat hamil, tubuh mengalami perubahan fisik dan hormon. Dalam kondisi tersebut, asupan gizi yang baik sangat penting untuk kesehatan ibu dan janinnya. Selama kehamilan, pastikan kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi, sehingga bayi terlahir sehat. Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan berarti makan dalam jumlah porsi yang banyak. Melainkan, ibu harus memastikan bahwa zat gizi yang dibutuhkan selama kehamilan terdapat di dalam makanan yang dikonsumsi.
KEBUTUHAN CAIRAN
Ibu hamil harus menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh agar tidak mengalami dehidrasi. Saat hamil, kebutuhan cairan meningkat karena cairan di dalam terpakai untuk pembentukan cairan ketuban dan mengalirkan asupan makanan ke janin. Jumlah cairan yang dianjurkan untuk ibu hamil yaitu sekurang-kurangnya 2300-3000 ml per hari, atau sekitar 10-12 gelas.
PANTANGAN MAKAN
- Kopi dan teh: konsumsi kafein yang terkandung dalam kopi berisiko menyebabkan keguguran dan berat badan lahir rendah (BBLR), sedangkan teh dapat mengganggu penyerapan zat gizi di dalam usus.
- Makanan dan minuman yang mengandung alkohol.
- Makanan mentah atau setengah matang: kurang dianjurkan karena berpotensi mengandung bakteri yang berbahaya bagi janin.
STRATEGI UNTUK MENGURANGI MUAL DAN MUNTAH
Mual dan muntah terjadi karena pengaruh hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin) yang meningkat saat hamil, puncaknya pada usia kehamilan 12 minggu. Pada fase ini, yang bisa ibu hamil lakukan adalah:
- Makan sedikit-sedikit tetapi sering.
- Hindari makanan dengan kandungan lemak yang tinggi.
- Hindari makanan yang pedas dan berbumbu tajam.
- Setelah makan ataupun minum, tidak dianjurkan untuk langsung tidur atau berbaring.
- Minum di sela-sela makan.
- Hindari kafein (banyak terkandung di dalam kopi).
- Melakukan jalan-jalan kecil setelah makan.
- Tidak disarankan menggunakan pakaian yang ketat.
2. NUTRISI IBU MENYUSUI
Pada saat menyusui, wajar terjadi penurunan berat badan dalam 6 bulan pertama menyusui yaitu sekitar 0.5-1 kg/bulan karena asupan energi banyak digunakan untuk memproduksi ASI. Meski demikian, ada pula yang tidak mengalami penurunan berat badan. Ibu disarankan untuk tetap menjaga asupan makan bergizi seimbang dan banyak minum karena ketika menyusui, kebutuhan cairan dalam tubuh meningkat. Dianjurkan untuk minum air 8-12 gelas setiap harinya untuk mencegah dehidrasi.
FAKTA TENTANG AIR SUSU IBU (ASI)
- Produksi ASI sesuai dengan permintaan bayi. Proses pengeluaran ASI merangsang pembentukan ASI, jadi semakin sering ibu menyusui bayinya, akan semakin banyak ASI yang diproduksi.
- Frekuensi makan ibu menyusui tidak mempengaruhi produksi ASI.
- Ukuran payudara tidak menentukan jumlah ASI yang diproduksi.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI ASI
- Gizi: makanan yang dikonsumsi sehari-hari harus mengandung asam folat, protein, kalsium dan zat besi.
- Psikis: stres dan kecemasan dapat menghambat produksi ASI.
- Perawatan payudara yang dilakukan saat usia 6-9 bulan bisa merangsang kelenjar air susu, memperlancar ASI dan melenturkan serta menguatkan puting susu.
TIPS IBU MENYUSUI
- Menghindari minuman yang mengandung kafein (banyak terkandung di kopi), karena bayi belum bisa mencerna kafein di dalam tubuhnya. Kelebihan kafein pada bayi menyebabkan hiperaktif, rewel dan lemas.
- Menghindari asap rokok.
- Menghindari makanan atau minuman yang mengandung alkohol. Alkohol dapat menurunkan hormon oksitosin, yaitu hormon yang berperan di dalam produksi ASI.
- Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung banyak bawang putih dan bumbu yang tajam karena dapat mempengaruhi bau ASI.
- Mengurangi konsumsi bawang putih, bawang merah, kubis, brokoli, kacang dan melon karena dapat menyebabkan kolik dan diare pada bayi.
- Sebaiknya memilih minuman yang tidak mengandung gula.
- Diet ketat tidak dianjurkan karena akan mempengaruhi kualitas ASI yang dihasilkan.
3. NUTRISI BAYI
Pemberian gizi yang tepat sangat penting, karena setahun pertama (usia 0-12 bulan) merupakan masa di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Gizi yang tepat berperan untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal. Pada periode ini, sangat dianjurkan untuk selalu memantau pertumbuhan anak, sehingga jika ada masalah gizi dapat segera ditangani sebelum terbawa ke kehidupan selanjutnya.
SYARAT PEMBERIAN MAKANAN BAYI
- Memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi.
- Susunan hidangan gizinya harus seimbang.
- Bentuk dan porsi menyesuaikan daya terima bayi.
- Memperhatikan kebersihan dari persiapan makanan, peralatan makan, penyajian dan kebersihan lingkungan.
Makanan lumat: semua makanan yang disajikan dalam bentuk halus, seperti bubur susu.
Makanan lembek: makanan peralihan dari makanan lumat ke makanan biasa seperti nasi tim.
MAKANAN BAYI BERDASARKAN TINGKAT USIA
ASI
- Diberikan secara eksklusif pada usia 0-6 bulan, tidak disertai dengan makanan atau minuman lain termasuk air putih. Susu formula hanya diberikan pada kondisi khusus misalnya berat badan bayi rendah, ibu mengalami sakit penyakit tertentu sehingga tidak bisa menyusui.
- ASI mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi pada usia 0-6 bulan.
- ASI yang diberikan secara eksklusif terbukti mampu membentuk sistem kekebalan tubuh bayi.
- Sistem pencernaan dan kekebalan tubuh bayi belum terbentuk sempurna sehingga belum bisa mencerna makanan dan minuman selain ASI. Bayi yang mendapat makanan sebelum berusia 6 bulan berisiko terkena alergi, diare, sembelit, batuk pilek dan panas, dibandingkan dengan bayi yang hanya diberi ASI.
Makanan Pendamping ASI (MPASI)
- MPASI merupakan makanan yang diberikan bersamaan dengan pemberian ASI sebagai makanan pendamping untuk melengkapi zat gizi yang kurang dari ASI.
- Diberikan saat bayi sudah berusia 6 bulan. Pada usia ini, sistem pencernaan bayi sudah relatif sempurna dan siap menerima MPASI.
- Tujuan diberikan MPASI:
-
- melengkapi zat gizi yang kurang terdapat pada ASI,
- mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima makanan dengan berbagai rasa dan tekstur,
- mengembangkan kemampuan bayi dalam mengunyah dan menelan.
- MPASI diberikan secara hati-hati, sedikit demi sedikit dari bentuk yang encer sampai ke bentuk yang lebih kental.
- Urutan pemberian MPASI: buah – tepung tepungan – sayur – telur – daging.
JENIS-JENIS MPASI
- Makanan Lumat/Halus (usia 6-7 bulan)
-
- Contoh bahan makanan untuk membuat makanan lumat:
-
-
- tepung beras atau tepung bebas gluten (contoh: maizena, hunkwe, tepung kacang hijau),
- buah yang dihaluskan (pisang, pepaya, jeruk, apel),
- sayur yang dihaluskan (wortel, tomat, brokoli).
-
-
- Tepung, sari buah dan sayur lebih baik jika dicampur dengan ASI atau susu formula daripada air biasa.
- Frekuensi pemberian makanan dan jumlah makanan ditingkatkan secara bertahap, dari 1 kali menjadi 2 sampai 3 kali sehari.
- Pertama kali bayi diperkenalkan dengan buah lumat, diberikan 2 sendok makan untuk 2x sehari. Pada 2 sampai 3 hari berturut-turut diberikan buah yang sama agar mengenal rasanya, setelah itu diperkenalkan dengan buah yang lain. Hal ini disarankan untuk mendorong penerimaan dan cita rasa yang baik.
- Setelah bayi mengenal rasa buah, baru diberikan bubur susu. Setelah cukup mengenal rasa makanan, bayi dapat diberikan makanan secara bergantian, misalnya dalam 2x sehari diberikan buah lumat dan bubur susu.
- Tingkatkan kekentalan makanan secara bertahap dengan mengurangi jumlah air yang ditambahkan. Pastikan bahwa tekstur MPASI tidak terlalu encer, jadi air yang digunakan tidak berlebihan agar zat gizinya tidak kurang.
- Cara membuat makanan lumat:
- Tepung-tepungan 1-2 sdt dicampur dengan ASI atau susu formula.
- Pisang, pepaya dilumatkan atau diblender sampai halus. Untuk apel dan jeruk diambil sarinya dan disingkirkan bijinya.
- Wortel, tomat, brokoli dikukus dengan air mendidih sampai matang selama 5 menit, kemudian diblender (dikukus lebih baik daripada direbus, karena tidak banyak menghilangkan zat gizinya).
- Hindari penggunaan garam dan gula untuk melatih bayi merasakan rasa alami dari makanan. Gula dan garam sebaiknya diberikan setelah bayi berusia 1 tahun. Bayi yang sudah diperkenalkan dengan garam dan gula terlalu dini akan cenderung menjadi picky-eater atau terlalu pilih-pilih makanan dan susah makan ketika beranjak ke masa anak-anak.
2. Makanan Tim Campur (usia 8-9 bulan)
-
- Tekstur makanan ditingkatkan menjadi bentuk makanan tumbuk, dicincang atau dicacah.Bahan
- makanan yang diberikan semakin bervariasi, terdiri dari tepung-tepungan, lauk hewani, nabati, sayuran, buah.
- Bayi mulai diperkenalkan dengan “finger foods”, di mana bayi mulai diajarkan memegang makanannya sendiri. Hal ini dapat melatih penerimaan terhadap tekstur makanan yang bermacam-macam. Bahan makanan yang dipilih tidak menyebabkan risiko tersedak dan dapat melatih pertumbuhan gigi seperti biskuit bayi, apel, wortel, pepaya.
3. Makanan Lembek (usia 9-12 bulan)
-
- Tekstur makanan dinaikkan menjadi semi-padat. Contoh: nasi tim, bubur tanpa disaring, irisan makanan lunak.
- Pemberian makanan ditingkatkan menjadi 3-4 kali sehari, dengan snack 1-2 kali sehari.
4. NUTRISI TODDLER (1-3 TAHUN)
Di usia ini, anak mulai mengeksplorasi lingkungan dan berusaha untuk mengontrol orang lain melalui perilakunya. Periode ini merupakan fase di mana anak mengalami perkembangan dan pertumbuhan intelektual. Anak memiliki kemampuan untuk mengunyah makanan dengan tekstur yang beragam, bahkan dapat mengambil dan memasukkan makanan sendiri ke mulut dengan menggunakan tangan.
photo by Kelly Sikkema on Unsplash
PERILAKU MAKAN ANAK USIA TODDLER
- Anak mulai menunjukkan preferensi atau makanan yang menjadi kesukaan mereka, dan makanan yang tidak disukai.
- Anak bisa makan makanan yang mereka sukai dalam jangka waktu tertentu.
- Anak akan mudah diperkenalkan dengan makanan baru saat kondisi lapar atau ketika melihat anggota keluarga yang lain makan makanan tersebut.
- Anak akan melihat dan meniru pola dan perilaku makan anggota keluarganya yang lain. Contohnya: bila orangtuanya menyukai sayur, maka anak juga akan cenderung menyukai sayur karena mengikuti apa yang dimakan orang tuanya.
- Pada jangka waktu tertentu, anak mengalami penurunan nafsu makan dan mudah teralihkan oleh hal lain saat sedang makan. Hal ini wajar terjadi karena pada fase ini, pertumbuhan anak tidak terlalu pesat dibandingkan ketika masih bayi (slowing growth).
TIPS PEMBERIAN MAKANAN
- Anak usia toddler disajikan makanan sesuai dengan porsi usianya, karena tidak mampu makan makanan dalam jumlah yang banyak sekaligus. Makanan selingan atau snack juga diberikan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak.
- Tidak dianjurkan untuk memberikan snack kemasan yang terlalu manis atau terlalu asin. Makanan yang mengandung tinggi gula dan garam dapat meningkatkan ambang rasa pada lidah anak, sehingga anak tidak tertarik dengan makanan rumah yang seolah-olah menjadi terasa lebih “hambar”.
- Orang tua harus mengontrol porsi makanan utama dan makanan selingan. Porsi makanan selingan tidak lebih banyak dari makanan utama. Contoh snack untuk toddler: puding susu, biskuit khusus untuk anak.
- Pastikan makanan memenuhi gizi seimbang, mengandung karbohidrat, protein, lemak dan serat. Sayur dan buah diberikan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral, serta mencegah sembelit.
- Penuhi asupan cairan untuk mencegah dehidrasi.
- Anak mulai diajari untuk menggosok gigi, supaya gigi tetap bersih dan mencegah karies gigi.
5. NUTRISI PRA SEKOLAH (USIA 3-5 TAHUN)
Pada periode ini, terjadi fase percepatan pertumbuhan (growth-spurt) sehingga nafsu makan anak akan cenderung meningkat. Anak mulai memiliki sikap ‘ingin menyenangkan’ orang tua atau pengasuhnya, oleh sebab itu pada fase ini adalah waktu yang baik untuk melibatkan anak di dalam mempersiapkan makanan mereka. Anak mulai diberikan kesempatan untuk memilih makanan atau membantu membersihkan bahan makanan saat orang tua memasak.
PERILAKU MAKAN ANAK USIA PRA SEKOLAH
- Mulai mampu mengatur sendiri porsi makannya. Asupan makan bisa naik turun tergantung makanan yang dimakan. Oleh sebab itu orang tua kurang disarankan terlalu memaksa anak untuk selalu menghabiskan makanannya.
- Meniru perilaku makan orang dewasa atau teman sebayanya. Orang tua atau pengasuh harus menjadi role model makan makanan sehat.
- Cenderung makan makanan yang sama, yang mereka anggap enak, untuk beberapa waktu tertentu.
- Mulai tertarik dengan iklan dan tampilan makanan. Orang tua atau pengasuh harus mampu menyajikan tampilan makanan yang menarik untuk anak.
- Memilih makanan yang sudah familiar bagi mereka. Lingkungan mempengaruhi preferensi atau pemilihan makanan. Misalnya teman sebayanya atau orang tua suka makan tempe, maka hal itu pun akan diikuti oleh anak.
- Kesukaan atau ketidaksukaan anak terhadap makanan tertentu dipengaruhi oleh perasaan atau peristiwa di masa lalu. Contohnya anak menyukai kue karena kue tersebut merupakan pemberian temannya saat ulang tahun. Demikian sebaliknya, anak bisa menjadi trauma dan tidak suka makan makanan tertentu karena orangtua pernah memarahinya saat anak tidak menghabiskan makanan tersebut.
- Cenderung menolak makanan baru, namun bisa diatasi dengan memperkenalkan makanan baru tersebut secara berulang-ulang sampai anak menerimanya.